Beberapa waktu lalu, warga di Riau sempat dihebohkan oleh ular sepanjang 7 meter yang menyerang salah satu warganya. Ular sepanjang 7 meter itupun ditangkap dan dimakan oleh warga sekitar. Sebenarnya... daging ular itu bisa dimakan atau tidak, sih?
Mengandung Protein
Menurut Dr. Tri Maharani, daging, empedu, dan bisa ular mengandung protein. Jadi, bisa dikonsumsi oleh manusia. Meski bisa dikonsumsi, kita harus tetap berhati-hati saat mengonsumsi daging ular.
Bakteri
Ular adalah hewan liar. Kita tidak bisa membedakan mana ular sakit dan mana ular sehat. Selain itu, kita juga tidak tahu, apakah ular tersebut mengandung bakteri atau tidak. Jika ular yang kita konsumsi mengandung bakteri, kita tidak tahu efek apa yang akan ditimbulkan oleh bakteri tersebut pada tubuh kita.
Belum Diketahui
Dokter hewan bisa tahu mana ular yang sehat dan mana ular yang sakit. Tetapi, dokter hewan tidak tahu bakteri apa saja yang ada di dalam tubuh ular. Bakteri yang belum diketahui jenisnya ini dikhawatirkan bisa membuat seseorang sakit.
Zoonis
Karena mengandung bakteri yang tak dikenal, alangkah baiknya jika kita memilih daging hewan lain yang lebih layak untuk dimakan, misalnya ayam atau sapi. Jika kita memaksakan diri makan daging ular, dikhawatirkan akan terjadi zoonis.
Zoonis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri tak diknela yang ada di tubuh hewan. Seseorang yang terkena zoonis akan sulit diobati, karena dokter tidak tahu obat apa yang harus digunakan untuk melawan bakteri tak dikenal itu.
Nah, Teman-teman, sekarang kamu sudah tahu, kan, apakah daging ular bisa dimakan atau tidak?
Sumber: Kompas.com, Foto: Creative Commons - H. Krisp