Apakah teman-teman suka makan otak-otak? Makanan ini sering ditemukan di restoran maupun di pinggir jalan. Namun, kira-kira kenapa disebut otak-otak, ya?
Asal-usul Nama Otak-otak
Makanan ini dinamakan otak-otak karena teksturnya. Konon, warnanya yang putih dan teksturnya yang lembut membuat makanan ini menyerupai otak. Alhasil, orang-orang menyebutnya dengan otak-otak. Padahal makanan ini tidak dibuat dari otak sungguhan, ya. Hihihi.
Dari Mana Asalnya?
Otak-otak sebenarnya sudah ada dan populer sejak lama di daerah pulau Sumatera dan sekitarnya, seperti Kepulauan Riau, Palembang, dan Bangka Belitung. Di Singapura dan Malaysia, otak-otak juga terkenal. Namun, di setiap daerah memiliki keunikan masing-masing, terutama pada sausnya.
Baca juga: Otak-Otak Khas Palembang
Saus Otak-otak
Kalau teman-teman pernah makan otak-otak, di meja pasti disediakan juga saus atau bumbunya. Nah, saus ini macam-macam, lo. Otak-otak di Jakarta atau sebagian besar di Pulau Jawa disajikan bersama dengan saus kacang.
Di Bangka, saus otak-otak adalah sambal tauco. Sedangkan di Palembang, otak-otak disajikan dengan kecap cabai, atau bisa juga dengan cuko merah, yaitu gabungan cabai, tauco, garam, dan gula.
Cara Membuat
Otak-otak biasanya terbuat dari daging ikan tenggiri dengan potongan-potongan kecil daun kucai yang kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dibakar. Kenapa menggunakan daging ikan tenggiri? Karena ikan tenggiri tidak memiliki tulang yang banyak dan rasanya lebih gurih. Namun, sekarang sudah cukup banyak ditemui otak-otak dari daging ikan selain ikan tenggiri.