“Dia anak yang tidak tahu bersyukur. Aku membelikannya rumah baru. Dan aku hanya memintanya menceritakan mimpi pertamanya di malam pertama dia tinggal di rumah barunya! Tapi dia cuma diam. Itu sebabnya aku memukulnya!”
“Kalau begitu, berikanlah padaku anakmu itu!” kata pendatang asing itu.
“Kau bisa membawanya sekarang juga!” kata Pak Nikolai penuh kemarahan.
Pendatang asing itu akhirnya membawa Mikita pergi. Dalam perjalanan, ia bertanya,
“Sebetulnya, apa yang kau mimpikan di malam pertama di rumah barumu?”
“Aku tidak memberitahu ayahku, maka aku pun tidak akan memberitahu kamu!” jawab Mikita.
Pendatang asing itu kesal dan mengambil sebatang ranting untuk memukul Mikita. Namun pada saat itu, Raja Vasil dan rombongannya lewat. “Mengapa kau memukuli anak ini?” tanya Sang Raja.
“Dia anak yang tidak tahu bersyukur. Ia tidak mau memberitahu aku apa yang dia mimpikan di malam pertama di rumah barunya.”
“Berikan saja anak itu untukku!” kata Raja Vasil.
“Baginda bisa membawanya pergi sekarang juga,” kata pendatang asing itu sambil memberi hormat.
Raja Vasil dan rombongannya kemudian kembali ke istana bersama Mikita. Setiba di istana, Sang Raja bertanya, “Beritahu aku Mikita! Apa yang kau mimpikan di malam pertama di rumah barumu?”
“Aku tidak memberitahu ayahku, aku tidak memberitahu pendatang asing itu, maka aku tidak akan memberitahu Baginda juga...”