“Saatnya panen wortel!” seru Bapak. “Cihuy!” teriak Bobo. Upik asyik mencabuti wortel yang besar-besar. Keluarga kelinci memanen wortel dengan riang gembira.
“Nyam...nyam... kelihatannya lezat!” gumam Paman Gembul sambil mengintip dari balik pohon. Tiba-tiba terlintas sebuah rencana nakal di pikiran Paman Gembul.
“Wuah, capek juga, ya, Anak-anak! Ayo kita istirahat,” ajak Bapak. Bapak dan anak-anak kelinci pun meninggalkan wortel yang masih berserakan di kebun.
“Kesempatan bagus!” seru Paman Gembul sambil keluar dari tempat persembunyiannya. “Ah, sudah ada karung-karung yang disiapkan di situ! Hihihi...”
Hei, apa yang dilakukan Paman Gembul? Paman Gembul cepat-cepat memasukkan wortel yang berserakan ke dalam karung. Wah, Paman Gembul mau mencuri wortel!
Tiba-tiba... Bapak dan anak-anak kelinci datang! Paman Gembul gugup dan berusaha untuk lari. Tapi, Bapak sudah melihatnya. “Hai, Gembul!” panggil Bapak.
“Gembul, kamu baik sekali mau membantu kami,” kata Bapak. Paman Gembul bingung. “Eh, aku... mmm...,” katanya gugup. Rupanya Bapak mengira Paman Gembul mau membantu memanen wortel. “Ugh, sekarang aku harus benar-benar membantu mereka!” gerutu Paman Gembul dalam hati. Ah, tapi, tidak apa-apa. Lihat, tart wortel yang lezat sudah menanti!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi