Penampahan Galungan, Masak-Memasak yang Penuh Makna

By Putri Puspita, Selasa, 31 Oktober 2017 | 05:26 WIB
Penjor sudah terpasang di hari Penampahan Galungan (Putri Puspita)

Besok akan dilaksanakan Hari Raya Galungan. Satu hari sebelum Galungan, yaitu hari Selasa Wage Dungulan, tepat hari ini diperingati hari Penampahan Galungan. Jika ke Bali, kita sudah bisa melihat jejeran penjor yang menjulang tinggi dengan hiasan yang cantik.

Apa yang dilakukan?

Masak-memasak

Penampahan berasal dari  kata dasar nampah yang artinya menyembelih, mulai dari ayam, bebek, dan lainnya. Hari ini diisi dengan kegiatan masak bersama yang meriah untuk menyiapkan hidangan saat Galungan keesokan harinya. Beberapa masakan yang dibuat, seperti lawar dan makanan berkuah yang kaya rempah.

Makanan yang dimasak pun akhirnya dibagi-bagi kepada masyarakat sekitar sehingga terjalin kebersamaan antarsesama.

Membasmi Sikap Hewani

Salah satu makna filosofis dari penampahan adalah usaha untuk membasmi sikap-sikap hewani di dalam diri manusia. Contohnya sikap rajas (serakah, ceroboh) pada ayam, dan lain-lain.

Ketika sikap-sikap itu sudah dibasmi, maka bisa merayakan Galungan keesokan harinya penuh dengan sikap satwam (bijaksana). Umat Hindu juga percaya bahwa hewan-hewan yang ditampah pada hari ini akan memperoleh kehidupan yang lebih mulia ketika lahir kembali ke dunia.

Pembersihan Diri

Selain memasak, pada sore hari juga dilaksanakan natab byakala. Tujuannya adalah untuk pembersihan diri. Intinya, pada hari Penampahan Galungan ini, umat Hindu menyiapkan diri untuk Galungan keesokan harinya mulai dari perlengkapan sembahyang, makanan, dan tentu kesiapan diri sendiri.

Teks dan Foto: Putri Puspita | Bobo.ID