Berit Si Anak Eskimo

By Sylvana Toemon, Selasa, 20 Maret 2018 | 07:10 WIB
Berit si anak Eskimo (Sylvana Toemon)

Saat itu sedang musim dingin. Berit, si anak Eskimo, berjalan tersuruk di pantai bersalju. Angin bertiup kencang.

Berit terus berjalan. la mengenakan kulit binatang dari kepala hingga ke kaki. Kulit yang hangat itu melindunginya dari dingin. Kedua bola mata hitamnya yang tak tertutup menatap ke depan.Berit membawa kail di pundaknya. Di ujung kail berjuntai tiga ekor ikan besar hasil tangkapannya. Berit benar-benar beruntung karena mendapatkan ikan-ikan besar itu untuk makan malamnya.

Pak-Pak, si Anjing Laut, mencium bau ikan yang menjuntai di ujung kail Berit. Pak-Pak segera berbicara pada anjing-anjing laut yang lain.

"Guk-guk-guk!" Pak-Pak menggonggong, lalu mengangkat hidungnya ke udara.

Para anjing laut lain melakukan  hal yang sama. Kemudian mereka berbaris panjang dan mengikuti Berit sepanjang pantai.

Setelah beberapa lama, ada titik hitam kecil muncul di kejauhan. Makin lama makin besar dan bergerak sangat cepat.  Ternyata itu ayah Berit di atas kereta anjingnya. Ayah Berit baru pulang sehabis berburu ikan paus.

 "Hush! Hush! Hush!" teriak ayah Berit, sambil memutar-mutar kai besar di atas kepalanya. Berit berhenti. Pak-Pak pun berhenti. Begitu pula anjing anjing laut yang lain. Mereka  melonjak-lonjak dan menyalak keras. Mereka menunggu, apa yang akan terjadi berikutnya. Kereta anjing mendekat. Ketika kereta itu lewat, Berit melompat naik. Dan, wuuush! Berit dan ayahnya melesat meninggalkan tempat itu. Kini hanya tinggal Pak-Pak dan temannya di tempat itu. Mereka menatap Berit di kejauhan dengan sedih.

 Akan tetapi, mereka tidak jadi sedih. Karena saat melompat ke kereta, Berit melemparkan ikan-ikannya. Maka, Pak-Pak dan anjing laut  yang lain menikmati  ikan-ikan itu. Guk-guk-guk!

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: The Fish Supper. Diceritakan kembali oleh Endang Firdaus