Madu, Pemanis Alami Sebelum Gula

By willa widiana, Selasa, 14 November 2017 | 07:30 WIB
Madu, pemanis alami sebelum gula. (willa widiana)

Siapa yang suka madu? Cairan kental yang manis ini memang enak. Kita bisa menyiramkannya di atas roti, mencampurnya dengan teh, atau memakannya langsung.

Nektar Bunga

Madu adalah nektar bunga yang dikumpulkan oleh lebah madu. Setelah diambil, nektar bunga akan diolah dan disimpan dalam sarang. Warna dan rasa madu akan berbeda-beda, semua tergantung dari jenis bunganya. Jadi, Teman-teman, jangan heran kalau ada madu yang berwarna bening, keemasan, hingga kecokelatan.

Pemanis

Nektar bunga mengandung zat gula. Jadi, jangan heran kalau madu dijadikan zat pemanis. Orang zaman dulu sudah menggunakan madu sebagai zat pemanis, jauh sebelum gula ditemukan. Selain dijadikan zat pemanis, madu juga dijadikan alat untuk mengawetkan buah-buahan, campuran untuk kue, dan minuman.

Rusak

Madu bisa rusak, jika dipanaskan dengan suhu diatas 60 derajat celcius. Madu juga bisa rusak jika terkena udara. Madu mengandung sedikit air, jadi bakteri tidak mudah berkembang biak. Hal inilah yang membuat madu bisa tahan lama. Jika madu mengandung air terlalu banyak, ragi dan kapang yang ada di dalam madu akan berkembang biak dan membuat madu rusak.

Madu Buatan

Madu juga ada yang buatan, lo! Orang rusia pernah membuat madu dari buah semangga. Untuk membuat madu buatan, daging buah harus dipisahkan dari seratnya. Setelah itu diperas dan diuapkan sampai kental. Tak hanya semangka, kurma juga bisa dijadikan madu buatan. O iya, madu asli yang diberi zat tambahan atau perasa buah juga disebut madu buatan, lo!

Itulah sedikit kisah tentang madu, pemanis alami sebelum gula.

Foto: pixabay.com