Kenapa Muntahan Paus Harganya Mahal?

By Iveta Rahmalia, Rabu, 15 November 2017 | 08:15 WIB
Paus kepala kotak (Physeter macrocephalus). (Iveta Rahmalia)

Baru-baru ini, seorang nelayan di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, menemukan 200 kilogram benda mengapung yang diduga muntahan paus atau disebut juga ambergris. Katanya, jika dijual, harga muntahan paus itu bisa mencapai ratusan juta per kilogramnya. Kenapa, ya, muntahan paus harganya mahal? Yuk, kita cari tahu!

Tidak Keluar dari Mulut Paus

Muntahan ini berasal dari paus kepala kotak (Physeter macrocephalus). Bentuk dan teksturnya seperti bongkahan lilin. O iya, meski namanya muntahan, zat ini sebenarnya tidak keluar dari mulut paus. Zat yang mulanya menumpuk di dalam usus paus ini dikeluarkan dari saluran pembuangan kotorannya.

Baca juga: Menyelamatkan 10 Paus yang Terdampar di Aceh

Nah, walaupun keluar dari saluran pembuangan, muntahan ini berbeda dari feses atau kotorannya. Selain itu, paus kepala kotak sangat jarang mengeluarkan muntahan atau ambergris ini. Dari jumlah paus kepala kotak yang ada, hanya 1 persen paus yang mengeluarkannya.

Uniknya, Saat baru dikeluarkan, muntahan paus berbau busuk dan berwarna kehitaman. Namun, lama-lama bau busuk itu hilang dan berubah menjadi harum.

Muntahan paus jarang ditemukan. Biasanya, muntahan paus akan tenggelam di laut. Namun, ada sebagian yang mengapung dan terdampar di tepi pantai.

Dibuat Jadi Parfum

Lalu, kenapa muntahan paus harganya mahal? Ternyata, muntahan paus dapat dijadikan sebagai bahan pembuat parfum. Parfum yang dibuat dari muntahan paus bukan parfum biasa.

Baca juga: Paus Kepala Kotak Tidur Sambil 'Berdiri'

Muntahan paus dapat menghasilkan wangi khas yang menyenangkan untuk manusia. Wangi ini tidak bisa dihasilkan oleh zat lain, selain muntahan paus.

Meski banyak peminatnya, beberapa negara mulai melarang penggunaan muntahan paus untuk bahan baku industri, seperti parfum. Itu karena jumlah paus kepala kotak yang makin sedikit.