Bagaimana Cara Kerja Kantong Udara pada Mobil?

By Cirana Merisa, Kamis, 23 November 2017 | 08:30 WIB
Kantong udara akan mengempis agar orang bisa jeluar dari mobil. (Cirana Merisa)

Pada kendaraan roda empat biasanya terdapat kantong udara yang bisa menjadi pengaman selain sabuk pengaman. Lalu bagaimana ya kantong udara bisa mengembung saat terjadi kecelakaan?

Tujuan Dibuat

Jika terjadi kecelakaan, mobil yang sedang melaju dengan kecepatan sedang atau bahkan cepat akan mengerem secara mendadak. Hal itu bisa mengakibatkan orang di dalam mobil bisa terluka karena membentu setir atau dasbor. Maka dibuatlah kantong udara untuk meminimalisir luka pada pengemudi maupun penumpang mobil akibat kecelakaan yang fatal.

Baca juga: Serba-Serbi Mobil Ramah Lingkungan

Bagian-bagian Kantong Udara

Kantong udara terdiri dari sensor elektronik, pemompa untuk menghasilkan gas nitrogen, dan kantongnya itu sendiri. Sensor itu dipasang untuk memberi sinyal kepada pemompa agar segera mengalirkan gas nitrogen ke kantongnya jika terjadi benturan. O iya, sensor ini terdiri dari sebuah sakelar dan sebuah penggelinding. Penggelinding itu diletakkan di sebelah sakelar.

Baca juga: Mobil-mobil Unik di Dunia

Cara Kerja

Saat mobil yang dikendarai melaju dengan kecepatan di atas 22 kilometer lalu terjadi benturan, mobil itu pasti langsung berhenti mendadak. Kalau terjadi tabrakan, penggelinding pada sensor akan menggelinding ke arah sakelar sehingga sakelar yang terhubung dengan kabel akan mengirim sinyal ke pemompa.

Pemompa menyulut bahan kimia yang menghasilkan gas nitrogen. Gas inilah yang akan masuk ke kantong udara melalui sebuah saringan. Saat gas nitrogen memenuhi kantong udara, kantong udara itu juga akan keluar dan menggembung. Setelah itu, kantong udara akan mengempis. Gasnya keluar dari dua lubang di belakang kantong.

Walaupun di mobil ada kantong udara, bukan berarti kita tidak perlu memakai sabuk pengaman, lo. Sabuk pengaman tetap harus dipakai ya, teman-teman.