Di tahun 2012 ke belakang, banyak bayi dan anak-anak yang meninggal di Wamena. Bayi dan anak-anak itu meninggal karena penyakit diare. Namun, berkat kerja keras Pak Yali Inggibal, bayi dan anak-anak yang meninggal karena diare bisa dikurangi.
Kebiasaan yang Tidak Bersih
Masyarakat Wamena, Papua, masih suka buang air besar sembarangan di sungai. Kebiasaan itu membuat air sungai tercemar. Padahal, masyarakat di sana menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Karena air sungainya sudah tercemar, banyak penduduk Wamena yang terkena diare. Bayi dan anak-anak yang terkena diare banyak yang meninggal.
Membuat WC Umum
Pada tahun 2013, Pak Yali Inggibal prihatin melihat keadaan penduduk di sana. Akhirnya, beliau menyarankan penduduk setempat untuk buang air besar di WC. Sayang, penduduk Wamena banyak yang tidak punya WC.
Pak Yali tidak menyerah begitu saja! Ia mengajak penduduk Wamena untuk membuat WC Umum. Supaya menghemat biaya, Pak Yali membuat tempat buang air besar dari abu kayu. Kalau menggunakan semen, harganya sangat mahal.
Awalnya, Pak Yali hanya membuat 2 – 3 buah WC Umum di satu desa. Setelah itu, beliau pindah ke desa lain dan melakukan hal yang sama. Jika penduduk di suatu desa sudah membiasakan diri untuk buang air besar di WC, Pak Yali akan membangun WC Umum tambahan.
Baca Juga: Penyakit yang Sering Muncul di Musim Hujan
Berhasil
Setelah empat tahun, Pak Yali berhasil membuat 243 WC di Wamena. Kerja keras Pak Yali membuahkan hasil! Saat ini, tidak ada lagi warga Wamena yang buang air besar sembarangan. Selain itu, bayi dan anak-anak yang meninggal karena diare juga berhasil dikurangi.
Wah... Pak Yali Inggibal memang pantas di juluki palawan kebersihan dari Wamena. O iya, Pak Yali adalah seorang guru honorer. Jadi, selain menjadi pahlawan kebersihan, beliau juga menjadi pahlawan pendidikan bagi Teman-teman kita di Indonesia Timur.
Sumber: Press Conference BRAND’S Health Award 2017, Foto: Willa