Teman-teman tahu sekoteng? Minuman hangat yang di dalamnya terdapat aneka macam isian itu enak diminum saat malam hari, apalagi saat hujan. Namun ternyata minuman ini berasal dari Tiongkok, lo.
Su Ko Thung
Sekoteng berasal dari bahasa Hokkian yaitu sukothung yang berarti sup 4 buah-buahan. Minuman ini berisi 4 buah yang dikeringkan, yaitu kacang amandel, biji jali, biji teratai, dan lengkeng.
Sekoteng bisa juga berasal dari bahasa Tiongkok shiguoteng, shi artinya 10, guo artinya buah, dan teng artinya sup atau kuah. Sepuluh di sini bukan berarti buahnya ada 10 macam, tapi maksudnya buahnya itu banyak, sama seperti kalau orang Indonesia zaman dulu menyebut sesuatu yang banyak itu menjadi sewu atau seribu.
Sekoteng Jawa
Sukothung atau shiguoteng ini dibawa oleh orang-orang Tiongkok ke Indonesia dan namanya dilafalkan menjadi sekoteng. Isinya juga berbeda karena disesuaikan dengan buah dan biji yang ada di Indonesia.
Sekoteng sendiri dalam budaya Jawa merupakan singkatan dari nyokot weteng yang artinya menggigit perut. Orang Jawa membuat sekoteng dari rebusan gula merah dan jahe dan diisi kacang tanah, kacang hijau, potongan roti tawar, dan pacar cina atau biji mutiara yang berwana merah muda.
Sejarah Sekoteng di Tiongkok
Di Tiongkok, sekoteng sudah dikonsumsi sejak masa pemerintahan Dinasti Qin sekitar tahun 221 sampai tahun 206 sebelum Masehi. Pada saat itu, Kaisar Qin Shi Huang merasa kesehatannya meningkat setelah meminum sekoteng. Bukan hanya itu saja, lo. Kaisar Qin juga merasa tubuhnya merasa hangat lebih lama dan pencernaannya menjadi lebih baik.
Sekarang sekoteng masih banyak ditemukan di Tiongkok. Pada saat musim dingin, sekoteng disajikan sebagai minuman hangat. Namun pada saat musim panas, sekoteng disajikan sebagai minuman dingin dengan es batu, lo.