Bobo.id – Kalau kita datang ke desa yang masih tradisional, kita akan menemukan alat penumbuk padi di sebagian besar rumah warga.
Nah, di Lombok, alat penumbuk padi ini digunakan juga sebagai pertunjukan seni, lo.
Rantok adalah nama lain dari alu, yaitu alat untuk menumbuk padi dan ketan.
Rantok ini terbuat dari kayu dan berbentuk sangat panjang seperti tongkat. Kalau diberdirikan, rantok bisa lebih tinggi dari kita, lo, bahkan lebih tinggi dari orang dewasa pada umumnya.
Kesenian Rantok
Kesenian Rantok ini berasal dari Desa Nyiur Lembang, di Narmada, Lombok Barat. Seni ini menampilkan musik yang unik, lo. Kenapa unik? Karena musiknya berasal dari suara rantok yang dipukulkan pada lesung sehingga bunyinya seperti suara gamelan.
Rantok dimainkan saat seseorang akan mengadakan acara, seperti pernikahan atau khitanan.
Orang yang menyelenggarakan acara itu akan menyiapkan bahan-bahan makanan, lalu rantok mulai dipukul dengan irama tertentu untuk mengundang warga supaya berkumpul di rumah orang itu.
Saat semuanya sudah berkumpul, seorang pemimpin acara yang disebut kiai berdoa agar acara bisa berjalan dengan lancar sampai selesai.
Setelah itu, seorang perempuan yang berada di samping pemimpin acara akan menyanyikan puji-pujian dalam bahasa Sasak yang memohon agar apa yang dilakukan sekarang ini bisa menjadi kebaikan di masa depan.
Setelah acara ritul selesai, dimulailah acara menumbuk.
Rantok yang dipukulkan ke lesung akan bersuara kencang dan meramaikan suasana acara itu. Rantok dimainkan oleh 10 orang, dua di antaranya sebagai dirigen. Selain itu juga ada drama, tarian, dan nyanyiannya, lo.