Bobo.id – Selain batik dan songket, Indonesia juga punya kain sasirangan dari Banjarmasin, Kalimantan.
Kain untuk Pengobatan
Pada awalnya, kain sasirangan dibuat untuk pengobatan tradisional. Utamanya, pengobatan untuk para keturunan raja. Menurut kepercayaan, motif-motif pada kain sasirangan bisa menyembuhkan penyakit. Misalnya, motif ular lidi yang bisa mengobati sakit kepala.
Kain sasirangan yang digunakan untuk pengobatan biasanya dibentuk menjadi laung (ikat kepala). Namun, ada juga yang dibuat menjadi ayunan anak.
Selain digunakan dalam pengobatan, kain sasirangan juga digunakan dalam upacara adat. Misalnya, acara mandi calon pengantin, melahirkan, dan upacara Baayun Maulid (Maulid Nabi Muhammad SAW).
Berubah Fungsi
Kain sasirangan terkenal dengan warnanya yang beragam. Jadi, jangan heran, kalau saat ini kain sasirangan lebih banyak dijadikan pakaian sekolah, pakaian kantor, pakaian sehari-hari, hingga selendang untuk mempercantik pakaian para ibu-ibu.
Zaman dulu, kain sasirangan diwarnai dengan temulawak, akar kayu, kunyit, buah mengkudu, dan bahan alami lainnya. Namun, saat kini, kain sasirangan diwarnai dengan pewarna sintetis.
Benang
Untuk membuat motif pada kain sasirangan, kita harus menggambarnya terlebih dulu. Setelah itu, gambar motif akan dijelujur dengan benang. Jika sudah, benang akan ditarik hingga kain mengkerut dan diikat kuat-kuat.
Baca Juga: Kisah Uang Kain dari Kerajaan Buton
Jika sudah seperti itu, kain pun siap untuk dicelupkan pada pewarna. Setelah proses pewarnaan selesai, kain akan dicuci dan benangnya dilepas. Selesai... kain tinggal dijemur, deh.
Itulah cerita tentang kain sasirangan, kain penyembuh dari Kalimantan.
Teks: Lita/Willa, Foto: Ricky Martin