“Wow, kereeen!” Tut Tut terkagum-kagum melihat kereta api kuno di depannya. “Ini kereta api uap,” jelas penjaga museum. Aduuuh, Tut Tut pengin sekali naik kereta itu, tapi bayarnya mahal.
Tut Tut pulang dengan lesu. Sampai di taman, dia ingat sesuatu. Pohon hadiah! Setiap anak boleh menulis hadiah yang mereka inginkan. Kalau beruntung, akan ada kelinci baik hati yang memberi hadiah.
Tut Tut menulis keinginannya dengan semangat. “Semoga ada kelinci baik hati yang membacanya,” bisiknya. Hmm, teman-teman pasti bisa menebak kan, apa yang ditulis Tut Tut?
Semua anak menulis keinginan mereka lalu menggantungkannya di pohon. Lihat, Coreng juga ada di sana! Waaah, apa yang dia inginkan, ya? “Hei, ini kan kartu Tut Tut!” seru Coreng.
Bibi Titi Teliti yang kebetulan lewat di taman juga sempat mampir di pohon hadiah. Dia tersenyum melihat tulisan Tut Tut dan Coreng. Aha, Bibi Titi Teliti punya rencana hebat!
Tok! Tok! Tok! “Pos! Pooos!” Tut Tut membuka pintu. “Wuah, aku dapat surat!” Tut Tut membelalakkan matanya gembira. “Lima tiket naik kereta uap! Oh, siapa ya, yang memberiku hadiah?”
“Cihuy! Aku bisa mengajak Coreng dan teman-teman!” sorak Tut Tut. Wah, senangnya bisa naik kereta uap, serasa hidup di zaman dulu! Tut Tut dan teman-temannya menikmati pemandangan sambil bernyanyi, “Naik kereta api, tut.. tut.. tuuut...” Nah, coba tebak, siapa kelinci baik hati yang memberi hadiah Tut Tut?