“Anak-anak, jaga Cimut baik-baik, ya!” pesan Emak. “Sip!” kata Coreng sambil mengacungkan jempolnya. Emak segera sibuk menanam wortel di kebun bersama Bapak.
“Hei, itu punyaku!” seru Upik ketika mainannya diambil Coreng. “Pinjam sebentar,” kata Coreng. Upik ngotot, “Enggak boleh!” Mereka berdua ribut. Diam-diam, Cimut meninggalkan kakak-kakaknya.
Emak masuk ke ruang keluarga. “Bagaimana, Anak-anak? Semua beres? Lo, mana Cimut?” Anak-anak memandang berkeliling. “Astaga, Cimut hilang!” Semua kelinci jadi panik.
“Emaaak! Cimut jadi duaaa!” teriak Upik. Lo, Cimut jadi dua? Semua berlari ke depan rumah. Oho, ternyata ada anak kelinci kecil yang bermain bersama Cimut.
“Aduh, lucunya!” seru Coreng. “Halo, siapa nama kamu? Di mana ibumu?” tanya Emak pada kelinci kecil. Kelinci kecil itu tertawa. Cimut ikut tertawa.
Tiba-tiba kelinci kecil itu menangis. Cimut ikut menangis. “Ayo kita antar dia pulang!” ajak Coreng. “Pulang ke mana? Kita tidak tahu rumahnya,” kata Emak. Ugh, semua jadi kacau!
“Mungiiil! Ah, rupanya kamu di sini!” Tiba-tiba muncul Bibi Pinky, tetangga Bobo. “Oh, aku bingung mencari Mungil. Dia keponakanku. Anak ini suka keluyuran ke mana-mana,” cerita Bibi Pinky.
Tiba-tiba Cimut menangis keras. Oh, Cimut tidak ingin berpisah dengan Mungil. “Biarlah mereka bermain bersama,” kata Emak. Lihat, Cimut pun asyik bermain dengan Mungil, sahabat barunya!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi