Bobo dan saudara-saudaranya berlibur di rumah Kakek. Kakek sedang memainkan daun-daun kelapa yang masih muda di tangannya. “Sedang apa, Kek?” tanya Bobo heran.
“Ini untuk membuat kulit ketupat, Bo!” jelas Kakek. Bobo mencoba menirukan Kakek. Tapi, tali-tali daun kelapa itu malah jadi ruwet di tangannya.
“Huuh, sulit sekali, sih! Tali-tali ini selalu membelitku!” kata Bobo putus asa. Kakek tertawa. “Ayo, Bo, kamu tidak boleh putus asa! Kamu pasti bisa!”
Aha, Bobo punya ide! “Ugh, di sini panas!” kata Bobo. “Kakek, aku akan membuatnya di kebun saja!” Bobo berlari sambil membawa daun kelapanya.
Tak lama kemudian, Bobo sudah kembali membawa kulit ketupat yang terjalin rapi. “Kakek, aku berhasil!” seru Bobo. “Wah, rapi sekali! Kamu hebat, Bo!” puji Kakek.
“Bobo! Bobo! Ketupatnya ketinggalan satu!” Simpul berteriak-teriak mencari Bobo. Ups, ketahuan! Muka Bobo menjadi merah karena malu.
“Oho! Aku tahu sekarang, siapa yang membuat kulit ketupat yang rapi ini!” kata Kakek. Nah, teman-teman juga tahu, kan, siapa yang membuatnya?
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi