Mattojang, Tradisi Bermain Ayunan Setinggi 10 Meter

By Cirana Merisa, Sabtu, 17 Februari 2018 | 03:15 WIB
Mattojang adalah permainan ayunan tradisional yang tingginya sampai 10 meter. (Cirana Merisa)

Tradisi ini dilakukan untuk memperingati proses turunnya manusia pertama yaitu Batara Guru dari Botting Langi’ atau Negeri Khayangan ke Bumi.

Menurut kepercayaan mereka, Batara Guru turun dari Botting Langi’ dengan menggunakan Tojang Pulaweng, yaitu ayunan emas.

Batara Guru dalam kebudayaan Bugis merupakan nenek dari Sawerigading.

Sawerigading sendiri adalah ayah dari La Galigo, tokoh terkenal di kebudayaan Bugis yang membuat kitab La Galigo.

Baca juga: La Galigo, Karya Sastra Klasik Suku Bugis Terpanjang di Dunia

Pesta Panen

Sayangnya, ayunan tradisional ini sudah mulai hilang karena berkembangnya teknologi. terutama di kota-kota besar.

Namun, permainan ini masih bisa kita lihat di desa-desa yang mempertahankan tradisi pesta panen.

Selain mattojang, biasanya warga juga melakukan pencak silat dan mappadendang atau tumbuk lesung untuk merayakan panen.

Saat pesta ini berlangsung, para petani, tokoh adat, dan tokoh utama berdiskusi tentang bagaimana cara mengahadapi musim tanam agar hasil panennya berlimpah.

Ayo, siapa yang mau ikut Bobo mencoba naik ayunan tinggi ini?