Indonesia terkenal dengan negeri yang kaya akan sumber daya alam. Tetapi selain itu, negeri kita ini ternyata juga memiliki banyak harta karun, lo! Harta karun ini ada di bawah laut, dan jumlahnya ada ribuan!
Jalur perdagangan strategis
Perairan Indonesia berada pada jalur perdagangan strategis yang dilalui kapal-kapal dari penjuru dunia. Kapal-kapal ini membawa banyak muatan. Tidak hanya rempah-rempah atau makanan, tapi juga benda-benda yang berharga.
Jalur laut kita disebut jalur sutra, yaitu jalur perdagangan yang menghubungkan Timur dan Barat. Karena musibah dan bencana badai, banyak kapal China dan Eropa yang tenggelam di perairan kita saat melakukan perjalanan dagang. Itu sebabnya banyak titik Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di laut Indonesia.
Ribuan titik
Titik BMKT ini rupanya ada ribuan, lo! Sekitar enam sampai tujuh ribu titik. Tetapi, baru 463 lokasi saja yang telah diketahui dengan pasti. Pantas saja negeri kita ini mendapat julukan negeri harta karun, dan merupakan surga bagi pemburu harta karun.
Keberadaan harta karun ini menyebar di seluruh perairan Indonesia. Paling banyak di Laut Arafuru, perairan Sulawesi, dan perairan Jawa. Juga di Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung.
Bukan hanya nilai materi
Harta karun ini menyimpan berbagai macam benda. Ada keramik, piring, gerabah, mangkuk, guci, ceret, tempat masak, dan sebagainya. Bahkan kalau beruntung, bisa menemukan emas di dalamnya! Dari semua lokasi yang sudah diketahui, diperkirakan terdapat harta karun yang nilainya mencapai sekitar US$ 12,7 miliar atau setara dengan Rp 127,6 triliun! Tetapi selain nilai materi, harta karun tersebut juka memiliki nilai sejarah yang luar biasa, lo!
Banyak diburu
Ternyata, banyak juga yang nekat memburu harta karun di perairan kita ini. Ada lebih dari lima kasus pencurian harta karun bawah laut di perairan Indonesia pada tahun 2016. Kebanyakan pencurian ini terjadi di Kepulauan Riau. Karena itu, titik-titik BMKT ini dijaga ketat oleh pemerintah. Supaya tidak ada lagi pencuri harta karun di perairan Indonesia.
Penulis | : | Danastri Permata Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR