Di beberapa daerah seperti Papua, sirih dan bahan-bahan lainnya disajikan kepada para tamu yang datang sebagai salah satu wujud penyambutan tamu.
Di daerah Sumatera, sirih juga digunakan sebagai undangan pernikahan, lo! Caranya adalah dengan cara membawa sehelai daun sirih ke tempat orang yang akan diundang dalam acara pernikahan.
Dalam upacara pernikahan, sirih dan bahan lainnya, seperti kapur, gambir, dan pinang akan diletakkan di carana, wadah yang diberi alas bersulam emas, sebagai simbol hati yang tulus dan sikap hormat.
Baca Juga : 300 Ribu Cahaya Lampu Menerangi India Saat Festival Diwali, Keren!
O iya, selain di Indonesia, tradisi menginang ini ternyata sudah menjadi kebiasaan masyarakat di Asia Tenggara, lo.
Hal ini terbukti dari para penjelajah seperti Ibnu Batutah dan Vasco de Gama yang suka mengunyah sirih.
Dalam catatatan pelaut terkenal, Marco Polo, dituliskan kalau orang India juga menggunakan sirih, tapi tidak untuk dikunyah.
Orang India menggunakan sirih sebagai persembahan kepada para dewa saat berdoa di kuil.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR