Bobo.id - Tsunami adalah bencana alam berupa gelombang atau serangkaian gelombang air dalam jumlah besar yang berpindah secara tiba-tiba dalam waktu yang cepat.
Tsunami bisa terjadi karena banyak sebab, misalnya gempa bumi, meteor jatuh, atau erupsi gunung berapi.
Bencana alam tsunami bisa membahayakan manusia yang hidup di sekitar wilayah tepi pantai, karena ia datang dengan cepat sehingga bisa membuat manusia terseret ombak.
Kemudian, benda-benda yang ada di daratan juga bisa tertarik kembali ke laut dan mengotori ekosistem di laut.
Baca Juga : Berbeda dari Hewan Laut Lainnya, Ubur-Ubur Bukan Bernapas Menggunakan Insang
Kalau terjadi tsunami, bagaimana nasib makhluk hidup yang tinggal di laut, ya?
Ekosistem makhluk hidup di dalam laut juga terpengaruh oleh tsunami, teman-teman.
Dasar Laut
Tsunami bisa mengikis sedimen di dasar laut, ini adalah tempat tinggal hewan kecil seperti krustasea, cacing, dan siput laut.
Sedimen di dasar laut ini juga bisa menutupi cahaya matahari yang dibutuhkan oleh terumbu karang.
Terumbu Karang
Terumbu karang yang hidup di laut juga terkena dampaknya, meskipun karang merupakan pemecah ombak alami di laut.
Misalnya saat tsunami di Samudra Hindia tahun 2004 lalu, penelitian menunjukkan kalau karang-karang mati.
Namun sebelumnya sudah rusak karena aktivitas penangkapan ikan yang berbahaya.
Meski begitu, di tahun-tahun berikutnya, terumbu karang yang tersisa kembali sehat dan mulai berkembang biak.
Baca Juga : Tikus Menjadi Penyebab Rusaknya Terumbu Karang, Kok Bisa, ya?
Tumbuhan dan Hewan di daerah intertidal
Kelompok yang ada di bagian intertidal atau daerah pasang tertinggi dan surut terendah, terkena dampak paling berbahaya tsunami, nih.
Misalnya hutan bakau yang di bawahnya ada ikan-ikan kecil atau hewan krustasea.
Saat tsunami melanda Jepang di tahun 2011, rumput laut yang hidup di bawah laut menjadi rusak dan membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa kembali sehat.
Datangnya spesies baru
Gelombang tsunami bisa memindahkan puing dan isi laut dari satu tempat ke tempat lainnya.
Misalnya waktu tsunami di Jepang,algae yang menempel di puing-puing di laut, terbawa sampai perairan Oregon di Amerika Serikat.
Ini bisa membuat populasi baru dan bisa menggantikan spesies asli yang ada di sana.
Dalam beberapa kasus tsunami, ikan-ikan dan satwa laut juga bisa terdampar di tepi pantai, teman-teman.
Baca Juga : Keren! Lumba-Lumba dan Singa Laut Ikut Jadi Angkatan Laut, lo!
Misalnya ketika bencana tsunami Selat Sunda kemarin, ada beberapa ekor penyu yang terdampar di daratan, namun bisa dikembalikan ke lautan oleh tim penyelamat.
Namun ada juga makhluk hidup yang lebih cepat menyelamatkan diri seperti algae dan anemon yang menempel d batu.
Mamalia laut seperti lumba-lumba dan singa laut juga bisa dengan cepat berenang menuju dasar laut. MerekaMerek merasakan kalau tsunami disebabkan gempa yang asalnya dari bawah laut.
Baca Juga : Binatang Bisa Mendeteksi Gempa Bumi dan Tsunami, Bagaimana Caranya?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Sciencing |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR