Bobo.id - Bencana tanah longsor banyak terjadi saat musim hujan tiba.
Hal ini jugalah yang diprediksi atau diperkirakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB lewat prakiraan bencana tahun 2019, nih, teman-teman.
Bersamaan dengan tibanya musim hujan, tanah longsor dan banjir akan banyak terjadi di Indonesia hingga bulan April mendatang.
Dari prakiraan inilah, penting bagi kita untuk mengetahui penyebab dan juga upaya pencegahan tanah longsor, teman-teman. Terlebih bagi teman-teman yang tinggal di daerah rawan bencana.
Baca Juga : Banyak Orang Tak Suka Bau Amis Ikan, Kenapa Ikan Bau Amis?
BNPB menerangkan kalau tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau bebatuan atau campuran keduanya.
Gerakan ini nantinya akan menuruni atau keluar dari lereng karena terganggunya kestabilan tanah atau bebatuan penyusun lereng.
Penyebab terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng ini disebabkan oleh dua faktor, nih, teman-teman, yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Kedua faktor ini bisa muncul akibat proses alam maupun aktivitas manusia, lo. Apa perbedaan dari kedua faktor ini, ya?
Faktor pendorong adalah faktor yang memengaruhi kondisi material tanah atau batuan.
Faktor ini bisa berupa tingginya intensitas hujan, kemiringan tabah, terjadi pelapukan dan erosi, penebangan liar, pengembangan irigasi, atau sistem pertanian yang tidak memperhatikan kestabilan tanah.
Hal-hal tersebut bisa secara langsung memengaruhi kondisi material secara langsung dan mengubah susunan tanah.
Contohnya hujan deras yang turung terus menerus akan merusak susunan tanah yang stabil karena ada terlalu banyak jumlah air yang meresap sehingga melebihi kemampuan tampung tanah.
Baca Juga : Erupsi Gunung Anak Krakatau Merupakan Tipe Strombolian, Ini 5 Tipe Erupsi Gunung Berapi
Sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material yang ada di tanah.
Contohnya adalah terjadinya gempa bumi, gunung meletus, beban bangunan, atau getaran akibat kendaraan atau ledakan, dan berbagai faktor lainnya.
Nah, untuk mencegah terjadinya pergerakan tanah atau tanah longsor, ada beberapa tindakan preventif atau pencegahan yang bisa kita lakukan, lo.
Pertama adalah sistem peringatan dini di wilayah-wilayah yang secara geografis rawan terjadi tanah longsor, seperti perbukitan, tebing, atau sekitar aliran sungai.
Upaya lainnya adalah dari masyarakat yang tinggal di daerah rawan tanah longsor, yaitu dengan menanam tanaman pertanian atau perkebunan yang sesuai dengan lingkungan.
Hal ini penting dilakukan untuk memperkuat cengkeraman tanah yang ada agar risiko longsor menjadi lebih kecil, nih, teman-teman.
Selain tindakan pencegahan, ada beberapa hal yang juga bisa dihindari agar wilayah rawan bencana tidak mudah longsor.
Hal yang bisa dihindari adalah dengan tidak melakukan penggalian, pembukaan lahan persawahan, dan juga kolam di bawah lereng yang terjal.
Baca Juga : Apa yang Terjadi di Dalam Tubuh Jika Kita Menelan Permen Karet?
Selain hal-hal di atas, edukasi atau pengetahuan tentang bahaya tanah longsor juga penting untuk diketahui masyarakat, lo.
Edukasi mengenai tanah longsor ini penting, karena kita juga bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan, penyelamatan diri, dan apa yang harus dilakukan sesudah bencana terjadi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR