Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini.
Dongeng anak hari ini bercerita tentang mawar yang cantik.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
-----------------------------------------
Baca Juga : Benarkah Tulang Jadi Lebih Kuat Setelah Sembuh dari Keretakan?
Pada zaman dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki tiga putri yang sudah dewasa. Putri Sulung, Putri Tengah, dan Putri Bungsu. Sesuai adat di kerajaan itu, sang Raja memberikan busur dan anak panah pada masing-masing putrinya.
"Ambillah busur dan anak panah ini! Pergi dan tembakkanlah anak panahmu di pusat kota tempat para bangsawan tinggal. Di mana pun anak panahmu jatuh, di situlah kalian akan menemukan calon suami kalian," kata sang Raja.
Ketiga putri itu mengambil busur dan anak panah pemberian ayah mereka, lalu pergi ke pusat kota. Putri Bungsu tak sabar. Ia ingin menjadi yang pertama menembakkan anak panahnya.
Maka, Putri Sulung dan Putri Tengah memberikannya kesempatan pertama. Putri Bungsu pun menembakkan panahnya dengan penuh semangat.
Setelah itu, Putri Sulung dan Putri Tengah berurutan menembakkan anak panah masing-masing.
Baca Juga : Bermanfaat bagi Kesehatan, Apakah Kita Boleh Melakukan Donor Darah?
Baca Juga : 3 Jenis Makanan Ini Malah Membuat Kita Semakin Lapar, lo!
Para pengawal lalu disuruh memeriksa, di mana ketiga anak panah itu jatuh. Anak panah Putri Sulung jatuh di rumah besar milik putra penasihat raja. Anak panah Putri Tengah jatuh di rumah milik putra dari bangsawan kaya.
Ketika menemukan anak panah Putri Bungsu, betapa terkejutnya mereka semua. Ternyata, anak panah Putri Bungsu jatuh di pondok seorang penebang kayu.
"Itu tidak masuk hitungan," seru Raja tidak rela, setelah mendengar laporan pengawalnya.
Raja lalu meminta Putri Bungsu menembakkan anak panah kedua dan ketiga. Pengawal lalu disuruh memeriksa lagi, di mana anak panah kedua dan ketiga itu jatuh.
Anehnya, kedua anak panah itu ternyata jatuh di tempat yang sama, di pondok si penebang kayu. Raja sangat murka pada Putri Bungsu.
“Kamu anak gadis yang tidak sabaran. Kamu melangkahi hak kedua kakakmu untuk memanah lebih dulu. Alam semesta pasti marah padamu! Sekarang, mau tidak mau, kau harus menjadi istri penebang kayu itu!”
Baca Juga : Cepat Lapar Ketika Hujan Turun? Ternyata Ini Penyebabnya
Putri Bungsu sangat sedih mendengar kemarahan ayahnya. Namun, ia pun menerima nasibnya, menikah dengan si penebang kayu dan tinggal di pondoknya yang sederhana.
Waktu pun berlalu. Putri Bungsu mendapat seorang bayi perempuan yang cantik. Putri Bungsu gembira bercampur sedih.
“Kasihan kau, Nak.. Kau harus lahir di rumah gubuk kecil begini,” tangis Putri Bungsu sambil meletakkan bayinya di kamar yang lembab dan suram.
Putri Bungsu tak tahu, di saat itu, ada tiga peri cantik yang menyusup masuk lewat dinding gubuk. Mereka berdiri di samping ranjang bayi itu dan menatap si bayi yang sangat cantik. Ketiga peri itu lalu memberikan berkat pada bayi itu.
Kata peri pertama berkata, "Kau akan disebut si Mawar Cantik karena kau akan tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Saat menangis, bukan air mata yang menetes dari matamu, melainkan mutiara-mutiara indah.”
Peri kedua lalu menambahkan, “Dan setiap kali kau tersenyum, akan keluar mawar-mawar mekar.”
Peri ketiga juga memberinya berkata, "Di mana pun kakimu berpijak, akan tumbuh rumput-rumput hijau segar...”
Ketiga peri itu lalu menghilang.
Baca Juga : Kebun Binatang di Australia Buat Kolam Renang Khusus Reptil, untuk Apa?
Tahun-tahun pun berlalu. Bayi perempuan itu tumbuh menjadi anak gadis yang sangat cantik. Sesuai kecantikannya, ia dinamakan Mawar Cantik.
Setiap kali ia tersenyum, keluarlah mawar-mawar mekar. Ketika ia menangis, butiran mutiara jatuh dari matanya. Dan kemanapun ia melangkah, rumput-rumput hijau tumbuh segar.
Berita tentang kecantikan Mawar Cantik menyebar luas, bahkan sampai ke kerajaan permata, yang terkenal karena kaya dengan tambang batu permata.
Ratu Safira, penguasa kerajaan permata, mendengar berita tentang Mawar Cantik. Sang ratu memiliki seorang putra bernama Pangeran Rubi. Ratu Safira berpikir, betapa cocoknya Mawar Cantik menjadi istri putranya.
Sementara itu, ketiga peri yang telah memberikan berkat pada Mawar Cantik juga mendatangi Pangeran Rubi. Melalui mimpi, mereka memberitahu Pangeran Rubi tentang Mawar Cantik.
Seorang gadis yang saat tersenyum mengeluarkan mawar mekar, saat menangis meneteskan mutiara, dan kemana pun ia melangkah rumput-rumput tumbuh.
Pangeran Rubi mengagumi kecantikan Mawar Cantik. Namun, ia malu pada ibunya dan menolak ketika ibunya menyuruhnya menjemput Mawar Cantik. Karena itu, Ratu Safira memerintahkan Dayang Sepuh, pelayan kepercayaannya untuk menjemput Mawar Cantik.
Betapa gembiranya Putri Bungsu dan suaminya si penebang kayu, ketika pelayan istana datang untuk menjemput Mawar Cantik. Putri Bungsu bersyukur karena nasib baik akhirnya datang untuk putrinya. Ia pun menyiapkan segala keperluan Mawar Cantik untuk dibawa ke istana Ratu Safira.
Baca Juga : Mana yang Lebih Baik, Menggunakan Alarm dengan Suara Tenang atau Suara Keras?
Beberapa saat kemudian, Mawar Cantik sudah dalam perjalanan bersama Dayang Sepuh. Berkali-kali Dayang Sepuh diam-diam melihat wajah Mawar Cantik.
Dalam hati, ia iri dan jengkel karena Ratu Safira menyuruhnya bersusah payah menjemput Mawar Cantik. Apalagi Mawar Cantik akan dijodohkan dengan Pangeran Rubi.
“Wajah Mawar Cantik mirip dengan Delima, putri bungsuku. Sayang, Delima tinggal di desa. Kalau Ratu melihat Delima, pasti dia akan menjodohkan Delima dengan Pangeran Rubi!” pikir Dayang Sepuh kesal.
Pikiran jahat mulai timbul di hatinya. Sudah puluhan tahun ia mengabdi pada Ratu Safira. Dayang Sepuh merasa sang ratu tidak memberinya banyak harta. Kali ini, Dayang Sepuh tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadikan putri bungsunya sebagai permaisuri Pangeran Rubi.
Ketika melewati semak-semak tinggi, Dayang Sepuh pura-pura mengajak Mawar Cantik beristirahat sebentar. Mereka berdua turun dari kuda. Namun, ketika Mawar Cantik lengah, Dayang Sepuh mendorongnya masuk ke dalam semak-semak.
Dayang Sepuh lalu buru-buru memacu kudanya ke arah desanya. Ketika ia berangkat, Ratu Safira menitipkan gaun pengantin dan bunga tangan untuk Mawar Cantik pada pelayannya itu. Dayang Sepuh masih membawa kedua benda itu.
Ketika tiba di rumahnya di desa, ia memakaikan gaun itu pada Delima, putri bungsunya. Ia lalu memberikan bunga tangan dan membawa Delima ke istana. Dayang Sepuh dan Delima kini menghadap ke depan Ratu Safira dan Pangeran Rubi.
“Inilah gadis yang bernama Mawar Cantik. Yang terkenal dengan kecantikannya itu,” kata Dayang Sepuh bangga.
Baca Juga : Pernah Lihat Kucing Ketakutan karena Mentimun? Ternyata Ini Alasannya
Ratu Safira sangat gembira. Namun, Pangeran Rubi curiga karena wanita di depannya itu berbeda dengan yang dilihatnya di dalam mimpi. Wajahnya memang mirip.
“Tapi, gadis di dalam mimpiku itu mengeluarkan mawar saat ia tersenyum. Di setiap pijakan kakinya juga tumbuh rumput. Sedangkan, gadis ini biasa saja,” pikir Pangeran Rubi.
Ia yakin kalau Dayang Sepuh telah menipu dirinya dan ibunya. Namun, saat itu Pangeran Rubi memutuskan untuk merahasiakan hal itu.
"Suatu waktu, aku akan tahu kebenarannya...” pikirnya.
Sementara itu, di balik semak-semak tinggi tadi ternyata ada jurang. Mawar Cantik hampir jatuh menggelinding ke dalam jurang. Untunglah dahan-dahan pohon yang tumbuh di tebing, berhasil menahan tubuhnya. Mawar Cantik yang malang, menangis sedih dan ketakutan. Mutiara-mutiara indah berjatuhan dari matanya.
Pada saat itu, lewatlah seorang pemburu bersama istrinya di bawah tebing itu. Mereka sangat terkejut ketika mutiara-mutiara indah berjatuhan dari dahan pohon. Mereka semakin terkejut ketika mendengar tangisan dan rintihan Mawar Cantik.
Baca Juga : Kisah Asal Mula Keju, Olahan Susu yang Ditemukan Tanpa Sengaja
"Siapa itu? Apakah kau peri atau hantu?" tanya pemburu itu gemetar. Istrinya pun sangat ketakutan.
"Aku bukan peri, juga bukan hantu. Aku manusia seperti diri kalian. Aku terjatuh dari atas tebing. Aku tidak bisa turun dari pohon ini,” tangis Mawar Cantik.
Sepasang suami istri itu bergegas menolong Mawar Cantik turun dari pohon. Mawar Cantik sangat berterimakasih. Pemburu itu lalu mengumpulkan semua mutiara yang berjatuhan tadi. Istrinya mengajak Mawar Cantik untuk tinggal bersama mereka.
Suami istri pemburu itu membawa Mawar Cantik ke rumah gubuk mereka. Walau pemburu dan istrinya sangat menyayangi Mawar Cantik, gadis itu tetap sedih memikirkan nasibnya.
Ia telah jauh dari ayah ibunya, dan tidak jadi bertemu dengan Pangeran Rubi. Padahal, Pangeran Rubi pernah muncul dalam mimpi Mawar Cantik. Tentu saja mimpi yang diciptakan oleh tiga peri yang memberinya berkat.
Setiap hari, Mawar Cantik menangis memikirkan nasibnya. Mutiara-mutiara berjatuhan dari matanya. Si pemburu tak pernah lalai mengumpulkan mutiara-mutiara itu. Ia pergi menjualnya dan mendapatkan uang untuk kebutuhan hidup mereka bertiga.
Baca Juga : Pernah Lihat Kucing Ketakutan karena Mentimun? Ternyata Ini Alasannya
Suatu hari, Mawar Cantik duduk di pintu rumah. Saat melihat pemandangan di luar rumah, ia teringat pada rumah serta ayah dan ibunya. Ia teringat kasih sayang mereka dan saat-saat indah bersama mereka.
Tanpa disadari, senyum bahagia muncul di bibirnya. Lalu, tangkai-tangkai mawar pun muncul dari bibirnya. Mawar Cantik tiba-tiba mendapat ide. Ia memanggil ayah angkatnya dan berkata,
"Ayah, bawalah mawar ini ke istana Pangeran Rubi. Katakan, ini mawar jenis langka. Mawar ini dijual, tapi harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Sebab saat ini pun belum musim mawar bermekaran.”
Dayang Sepuh sang pelayan istana mendengar teriakan si pemburu yang menjual mawar. Ia memutuskan untuk membeli bunga mawar itu untuk Delima.
Ia berpikir, kecurigaan Pangeran Rubi tentu akan hilang jika melihat mawar langka itu ada pada Delima. Dayang Sepuh memanggil si pemburu dan menanyakan harga bunga itu.
"Uang tidak bisa membelinya. Hanya cincin dari batu rubi yang pantas," jawab si pemburu.
Dayang Sepuh segera mengambil cincin batu ribu pemberian Ratu Safira dulu. Ia memberikannya pada si pemburu, menukarnya dengan setangkai mawar langka. Ia menyelipkan bunga itu di rambut Delima.
Baca Juga : Peneliti Sudah Mengetahui Lama Satu Hari di Planet Saturnus, Apakah Sama dengan Bumi?
Ketika Pangeran Rubi melihat bunga mawar di rambut Delima, keraguan di hatinya mulai muncul.
“Jangan-jangan, ini memang gadis yang muncul dalam mimpiku...” pikirnya. “Tapi, masih ada banyak waktu untuk membuktikannya.”
Si pemburu dengan gembira memberikan cincin bermata rubi pada Mawar Cantik. Betapa bahagianya Mawar Cantik saat mengenakan cincin pemberian Pangeran Rubi itu.
Mawar Cantik tersenyum bahagia, dan setangkai mawar indah kembali muncul. Mawar Cantik memberikannya pada ayah angkatnya dan memintanya menjual lagi bunga itu ke istana, dengan kalung rubi sebagai bayarannya.
Maka keesokan harinya, si pemburu kembali melewati istana membawa setangkai mawar itu. Dayang Sepuh melihatnya dan segera memanggilnya lagi.
“Sungguh tepat waktu penjual mawar itu datang. Pangeran Rubi mulai percaya pada putriku. Jika ia melihat setangkai mawar lagi, pasti ia tak ragu lagi kalau Delima adalah si gadis Mawar Cantik,” pikirnya.
Baca Juga : Waspada Nyamuk Demam Berdarah, Kenali Ciri-ciri Nyamuk Ini, yuk!
Maka tanpa ragu, Dayang Sepuh bersedia menukarkan kalung bermata rubi dengan setangkai mawar itu.
Sang pemburu sangat gembira membawa hadiah cantik untuk Mawar Cantik. Mawar Cantik pun bahagia ketika memakai kalung pemberian Pangeran Rubi itu. Ia tampak semakin cantik memakai perhiasan itu.
Mawar Cantik tersenyum dan berjalan keluar dari rumahnya. Tempat yang sangat tandus di sekitar tempat itu, berubah menjadi sangat hijau. Karena selalu tersenyum, bunga-bunga mawar tumbuh dan bermekaran di padang rumput sekitar rumah suami istri pemburu.
Kabar tentang keindahan padang rumput dengan mawar-mawar indah itu tersebar sampai ke istana Pangeran Rubi. Perasaan Pangeran Rubi kembali gelisah. Pada malam hari, di saat ia tidur, ia kembali bermimpi bertemu Mawar Cantik.
Gadis cantik itu berkata, "Pangeran Rubi, mempelaimu menanti di padang rumput yang berhiaskan mawar-mawar merah. Aku sudah memakai kalung dan cincin rubi milikmu..”
Baca Juga : Kisah Asal Mula Keju, Olahan Susu yang Ditemukan Tanpa Sengaja
Ketika terbangun esok harinya, Pangeran Rubi segera memacu kudanya ke padang rumput itu. Di sana, ia terkejut melihat Mawar Cantik sedang berdiri menantinya.
Kalung dan cincin rubi yang Mawar Cantik kenakan membuatnya tampak semakin cantik bercahaya. Mereka berdua sangat terharu dan gembira. Pangeran Rubi segera membawa Mawar Cantik ke istananya.
Dayang Sepuh, sang pelayan yang tidak setia, segera ditangkap dan dipenjara. Mawar Cantik meminta Ratu Safira memaafkan Delima dan tidak memenjarakannya.
Pesta penikahan Pangeran Rubi dan Mawar Cantik lalu dirayakan dengan meriah. Ayah ibu kandungnya, ayah ibu angkatnya, semua hadir di hari bahagia Mawar Cantik. Diam-diam, tiga peri pemberi berkat juga hadir di pesta itu.
Baca Juga : Suka Memotret? Yuk, Berkreasi Membuat Mainan Kamera dari Plastisin!
Lihat juga video ini, ya.
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR