Bobo.id - Setelah seharian beraktivitas, pasti teman-teman akan mandi agar tubuh kembali bersih dan segar.
Nah, agar bersih dan menyingkirkan kotoran yang menempel, maka kita membersihkan tubuh menggunakan sabun yang saat digosokkan ke tubuh akan mengeluarkan busa.
Semakin banyak busa yang dihasilkan oleh sabun yang digunakan, maka kita akan merasa semakin bersih, teman-teman.
Sebenarnya kenapa sabun yang kita gunakan untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci tangan, cuci baju, atau cuci piring bisa mengeluarkan busa dan gelembung?
Baca Juga : Kenapa Ada Orang yang Cadel Tidak Bisa Menyebut 'R'? #AkuBacaAkuTahu
Sabun Punya Dua Bagian
Terbentuknya busa pada sabun yang kita gunakan adalah karena adanya agen pembuat busa di dalam sabun.
Agen pembuat busa ini kebanyakan dihasilkan oleh bahan kimia bernama ammonium lauryl sulfate yang juga berfungsi sebagai surfaktan.
Surfaktan ini fungsinya adalah untuk mengurangi tegangan permukaan air, sehingga bisa memecah minyak atau sebum pada kulit sehingga tubuh menjadi bersih.
Selain itu, sabun juga mempunyai dua ujung, teman-teman, yaitu ujung hidrofilik yang bertugas menarik air dan ujung hidrofobik yang berfungsi untuk mengusir air.
Kedua ujung ini mempunyai sifat yang sangat berlainan, lo, teman-teman.
Ujung hidrofilik memiliki tarikan yang sangat kuat pada air, sehingga memiliki sifat yang cenderung larut dan bercampur dengan air saat basah.
Sedangkan ujung hidrofobik memiliki sifat yang berbeda, lo. Itu karena ujung hidrofobik tidak memiliki tarikan yang kuat dengan air seperti hidrofolik, sehingga cenderung tidak larut dan bercampur dengan air.
Baca Juga : Tanpa Mata Kita Tidak Bisa Melihat, Bagaimana Cara Kerja Mata, ya?
Bagaimana Busa dan Gelembung Terbentuk?
Saat sabun dibasahi menggunakan air, maka kedua ujung tadi akan tertarik ke arah yang berbeda, yaitu ke udara dan ke hal-hal yang membuat tubuh kita kotor, seperti minyak dan debu.
Nah, saat kedua ujung sabung ini bergerak ke dua arah yang berbeda, maka akan ada lapisan tipis yang terbentuk.
Lapisan tipis ini terdiri dari dua lapisan molekul sabun yang membungkus lapisan air yang tipis, kemudian akan membuat udara terperangkap di antaranya.
Selain itu, sabun juga mengurangi tegangan permukaan air, yang membuat lapisan tipis yang terbentuk mengambil bentuk terkecil yang mungkin dibuat agar udara bisa berada di dalamnya.
Hal ini menyebabkan busa dan gelembung selalu berbentuk bundar, teman-teman.
Sabun yang Dicampur Air Laut Jarang Mengeluarkan Busa
Baca Juga : Sering Mengalami Cegukan Setelah Makan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Busa yang dihasilkan oleh sabun yang dicampur air laut dengan air tawar ternyata berbeda, lo.
Saat sabun dicampur dengan air tawar, maka busanya akan banyak, berbeda dengan sabun yang dicampur air laut yang hanya menghasilkan sedikit busa.
Penyebabnya adalah karena air laut mengandung terlalu banyak mineral, terutama natrium, yang juga ada dalam kandungan sabun.
Nah, karena air laut dan sabun sama-sama mengandung kalium, maka akan membuat sabun kesulitan untuk bisa larut di dalam air.
Karena sulit untuk larut, akibatnya sabun yang dicampur dengan air laut akan sulit untuk mengangkat kotoran, teman-teman.
Agar sabun bisa bekerja dengan baik saat dicampur dengan air laut, maka sabun tersebut harus mengandung kalium, karena kadar kalium dalam air laut tidak sebanyak kandungan natrium.
Sabun Mengikat Berbagai Kotoran
Baca Juga : Garam Membuat Makanan Terasa Lebih Sedap, Kenapa Bisa Begitu, ya?
Membersihkan tubuh dengan sabun tentu akan lebih baik untuk mengangkat minyak dan kotoran, teman-teman.
Sebabnya adalah karena sabun mengikat berbagai kotoran, bakteri, dan terutama minyak.
Ikatan ini adalah ikatan kimia berupa beberapa atom, yaitu hidrogen, karbon, dan oksigen.
Ikatan dari ketiga atom ini akan memecahkan minyak dan kotoran lainnya menjadi partikel-partikel berukuran kecil yang kemudian dapat dengan mudah larut dalam campuran sabun dan minyak.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Howstuffworks,wonderopolis.org |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR