Bobo.id - Hei teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini.
Dongeng anak hari ini bercerita tentang dua pangeran, bernama Alfred dan Bernard.
Penasaran? Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini.
-----------------------------------------------------
Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki dua putra. Mereka bernama Alfred dan Bernard. Alfred bertubuh besar dan kekar. Sementara Bernard bertubuh kecil dan tampak lemah.
Pada suatu hari, kedua pangeran ini pergi berburu di hutan. Karena terlalu asyik mengejar rusa buruan, mereka akhirnya tersesat di hutan. Selama 12 hari, mereka berjalan berputar-putar di hutan dan tidak bisa menemukan jalan keluar.
Pada hari yang ke-12, mereka tiba di sebuah tempat pertemuan dari tiga jalan setapak. Maka Alfred sang pangeran sulung berkata pada adiknya,
Baca Juga : Apa yang Dapat Kita Lakukan pada Hari Peduli Sampah Nasional?
"Adikku, aku akan memilih jalan sebelah kiri ini. Konon, jalan ini sangat menanjak dan berat. Kau akan kelelahan kalau melewati jalan ini. Kau ambillah jalan di sebelah kanan, yang lebih rata dengan pemandangan indah.”
Alfred lalu mengambil sebilah pisau dan membuat gua goresan di batang pohon maple di pinggir jalan. Ia lalu berpesan pada adiknya,
"Sekarang, lihatlah! Kalau keluar getah merah dari goresan di sebelah kiri, itu tandanya aku dalam bahaya. Jadi, kau harus mencari aku. Sebaliknya, kalau keluar getah merah pada goresan di sebelah kanan, itu artinya kau yang berada dalam bahaya. Maka aku akan pergi mencarimu."
Baca Juga : Kali Cokel di Pacitan, Pemandangan Indah yang Menyegarkan Mata
Kedua pangeran kakak beradik itu lalu berpisah. Alfred pergi melalui jalan di sebelah kiri dan ditemani Broni, anjingnya yang setia.
Ia terus berjalan sampai jauh, melalui jalan menanjak, dan akhirnya tiba di puncak gunung yang sangat tinggi.
Alfred dan Broni akhirnya tiba di tempat yang ditumbuhi sebatang pohon apel. Ia lalu duduk beristirahat di bawah pohon apel itu dan membakar api unggun untuk menghangatkan diri.
Pada saat ia sedang bersantai, tiba-tiba datanglah seorang nenek.
“Anak muda yang baik, tolong ikat anjing itu supaya dia tidak menggigit saya,” kata nenek itu.
Baca Juga : Di Indonesia, Bunga Ini Disebut Bunga Desember, Mengapa Begitu, ya?
Alfred melihat nenek itu seperti ketakutan melihat Broni. Maka, Alfred segera mengikat tali leher Broni ke pohon. Ajaibnya, seketika itu juga Alfred dan Broni berubah menjadi batu. Ternyata, nenek itu adalah seorang penyihir jahat.
Waktu pun berlalu. Bernard sang adik kembali dari petualangannya. Ketika ia tiba di persimpangan jalan, ia melihat ke dua goresan di pohon maple. Betapa terkejutnya ia ketika melihat goresan di sebelah kiri mengeluarkan getah berwarna merah.
“Astagaaa... Kakak sedang dalam bahaya!” serunya terkejut dan cemas.
Maka tanpa ragu-ragu, Bernard segera berjalan melewati jalan yang dulu dilewati kakaknya. Seperti yang dikatakan kakaknya, jalan itu memang menanjak dan berat. Namun dengan semangat, ia terus berjalan mendaki, sampai tiba di puncak gunung tinggi.
Baca Juga : Supaya Tidak Bosan, Kita Buat Sandwich Berbentuk Hewan yang Lucu, yuk!
Di puncak gunung ini, ada sebuah pondok kecil. Tak jauh dari situ, ada sebatang pohon apel. Tampak seorang nenek keluar dari pondoknya.
“Anak muda, mengapa kau datang ke tempat ini? Apa yang kau cari?” tanya nenek itu.
"Aku mencari kakakku,” kata Bernard. "Satu tahun telah berlalu sejak aku dan kakakku berpisah. Aku merasa dia sedang dalam bahaya.”
Nenek itu tertawa dan menggelengkan kepala, lalu berkata,
“Aaah, anak muda! Menurutku, kakakmu itu sudah meninggal. Tidak ada gunanya kau mencarinya walau ke seluruh pelosok dunia. Tapi, dakilah gunung itu! Maka kau akan menemukan dua gunung lainnya yang saling berdempetan. Di sana, kau akan bertemu dua kakek. Dia akan menunjukkan jalanmu.”
Baca Juga : Asyik! April 2019 Yogyakarta akan Punya Bandara Internasional Baru
Maka, Bernard pun mendaki gunung yang tertinggi itu. Di puncak gunung, ia menemukan dua gunung lain yang berdempetan. Di sana, ada dua orang kakek sedang duduk.
"Pangeran Kecil! Pangeran Kecil! Mau pergi kemana? Dan apa yang kau cari?” tanya mereka.
“Aku mencari kakakku," kata Bernard. "Kakakku tersayang sedang dalam bahaya. Aku tidak menemukannya di mana pun...”
Salah satu kakek itu berkata, "Jika kau bisa mendaki kedua gunung itu tanpa jatuh, aku akan memberikanmu semua yang kau inginkan. Naik dan turunilah kedua gunung itu secepat mungkin!"
Baca Juga : Apa yang Dapat Kita Lakukan pada Hari Peduli Sampah Nasional?
Pangeran Bernard segera memanjat kedua gunung itu dengan gesit bagai kambing gunung. Naik turun, naik turun.
Maka, kakek pertama memberinya seutas tali kulit pohon sepanjang lima meter. Ia lalu menyuruh Bernard kembali ke gunung tempat nenek tadi.
“Nenek itu akan meminta ijin untuk ikut menghangatkan diri di api unggunmu. Ikatlah nenek itu dengan tali kulit kayu pemberianku. Tali kulit kayu adalah kelemahannya. Dia akan merasa sangat kesakitan. Suruh dia mengembalikan kakakmu yang telah berubah menjadi batu. Kalahkan nenek itu supaya warga desa di pegunungan ini, yang telah menjadi batu, bisa hidup kembali,” kata kakek kedua.
Maka, Bernard pun membawa tali kulit kayu itu dan kembali ke gunung tadi. Bernard segera duduk di bawah pohon apel di dekat pondok si nenek.
Ia lalu menyalakan api unggun. Nenek itu muncul, mendatanginya dan berkata, "Tuan kecil! Tuan kecil! Ijinkanlah aku ikut menghangatkan diri di api unggunmu."
"Ayo, Nenek!" teriaknya, "Duduklah di sini agar tubuhmu hangat.”
Baca Juga : Melati Belanda, Warna Bunganya Bergradasi dan Berbunga Tiada Henti
Nenek itu segera mendekat. Pada saat itu, Bernard langsung melemparkan tali ke sekelilingnya dan mengencangkannya.
"Katakan," teriaknya, "Apa yang kaulakukan pada kakakku?"
“Oh, tuan kecil yang baik... Tuan kecil yang baik, biarkan aku pergi, biarkan aku pergi! Aku akan memberitahumu di mana kakakmu berada.”
"Tidak! Kau harus mengatakannya sekarang. Kalau tidak, aku akan semakin mengencangkan ikatanku!” ancam Bernard.
Baca Juga : Terlihat Mirip, Ternyata Sushi Jepang dan Kimbap Korea Berbeda, lo!
Nenek itu kesakitan ketika kulitnya terkena tali kulit kayu. Maka akhirnya ia melangkah dalam keadaan terikat. Bernard mengikutinya.
Nenek itu melangkah masuk ke sebuah gua di gunung itu. Di dalam gua itu, ternyata ada mata air yang jernih.
“Ini mata air ajaib... Bisa mengembalikan semua yang telah kujadikan batu.” kata nenek itu.
Nenek itu lalu menunjuk ke batu yang adalah pangeran Alfred dan Broni. Bernard segera membopong patung kakaknya serta anjing kesayangannya itu.
Ia memasukkannya ke dalam mata air. Sungguh ajaib. Seketika Alfred menjadi manusia lagi dan tersadar.
Baca Juga : Di Petrifying Well, Benda-Benda Berubah Menjadi Sekeras Batu, Apa Sebabnya?
''Oh, adikku sayang, terima kasih sudah menolongku. Ooo, kau sudah menolong Broni yang setia juga!”
Mereka lalu berpelukan.
Bernard teringat pesan kedua kakek tadi. Ia melihat sekeliling dan ternyata ada banyak patung batu di tempat itu. Alfred ikut membantu Bernard membopong patung-patung itu satu persatu dan memasukkannya ke dalam mata air ajaib.
Baca Juga : Tak Hanya Unta, 3 Hewan Ini Juga Bisa Bertahan Hidup di Padang Pasir
Satu persatu patung patung batu itu berubah menjadi manusia kembali. Ternyata mereka adalah penduduk asli desa di puncak gunung itu.
Nenek sihir itu mengubah mereka semua menjadi batu karena ingin menguasai desa itu menjadi miliknya sendiri.
Seluruh penduduk desa dan kepala desanya berterimakasih pada Bernard. Mereka lalu pamit untuk kembali ke desa mereka. Nenek sihir yang dalam keadaan terikat itu dibawa ke desa mereka untuk mendapat hukuman yang setimpal.
Alfred dan Bernard lalu kembali ke kerajaan mereka. Petualangan mereka betul-betul telah membuat mereka semakin saling menyayangi.
Alfred kagum pada adiknya. Walau bertubuh kecil, namun tekad dan keberaniannya sangat besar.
Betapa gembiranya raja ketika melihat kedua putranya itu kembali dengan selamat setelah setahun mereka pergi tanpa berita. (Tamat)
Cerita: Arsip Majalah Bobo
Baca Juga : Berbagai Makanan dari Buku Anak-Anak, Pernah Mencicipi Salah Satunya? #AkuBacaAkuTahu
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR