Bobo.id - Sejak kecil, Ibu Jane Goodall sangat menyukai alam dan hewan. Itulah yang mendorongnya menjadi peneliti simpanse di Afrika.
Suka Hewan
Jane Goodall lahir di Inggris, 3 April 1934. Sejak kecil, Ibu Jane sudah memiliki rasa peduli terhadap hewan-hewan. Ia suka mengajak bicara hewan-hewan di sekitarnya.
Menurutnya, semua hewan itu mempunyai perasaan seperti halnya manusia. Mereka bisa merasakan Hewan juga perlu kita mengerti.
Hewan-hewan itu bisa merasa sedih, senang, dan merasakan perasaan lainnya. Saat keluarga Ibu Jane pindah ke rumah neneknya, ia sangat senang sekali.
Baca Juga : Wah, Simpanse di Kebun Binatang Irlandia Mencoba Melarikan Diri!
Di rumah neneknya banyak sekali hewan-hewan, ada sapi, kuda, bebek, ayam, dan hewan ternak lainnya.
Suatu hari, ia ingin sekali mengetahui cara ayam bertelur. Lalu, ia masuk ke dalam kandang ayam sambil bersembunyi dan sabar mengamati ayam-ayam betina itu sampai bertelur.
Baca Juga : Tidak Cuma Manusia, Simpanse Juga Bisa Main Batu-Gunting-Kertas, lo!
Berkat kesabarannya itu, ia berhasil mengamati proses ayam bertelur. Betapa senangnya hati Ibu Jane saat itu.
Ingin ke Afrika
Saat kecil, Ibu Jane suka membaca. Ia suka sekali membaca buku ‘Doctor Dolittle’. Buku itu bercerita tentang seorang ahli bedah yang dapat berbicara dengan hewan dan menjadi terkenal sebagai seorang dokter hewan.
Baca Juga : Wah, Jumlah Gorila Gunung di Alam Liar Meningkat! Apa Statusnya?
Dokter itu juga pergi ke Afrika dan mengobati monyet serta hewan lainnya di sana. Sejak saat itu, ia sudah bercita-cita ingin pergi ke Afrika dan menemui hewan-hewan di sana.
Penuh Perjuangan
Sayangnya, keinginannya untuk pergi ke Afrika tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus ia hadapi. Semua teman-teman dan guru di sekolahnya tidak ada yang mempercayai keinginannya.
Mereka justru malah menertawakan cita-cita Ibu Jane. Tetapi ia tetap semangat meraih cita-citanya.
Baca Juga : Koko, Gorila Pintar yang Bisa Bahasa Isyarat Mati dalam Usia 46 Tahun
Setelah lulus sekolah, ia giat mencari kerja untuk mengumpulkan uang agar bisa pergi ke Afrika.
Dan pada bulan Maret 1957, ia pergi meninggalkan Ingris menuju Afrika. Setelah melalui perjalanan panjang, ia sampai di Afrika pada bulan April tepat saat ia berulang tahun ke 23 tahun.
Bertualang di Afrika
Berkat keinginan kuatnya, ia berhasil menjadi asisten seorang arkeolog, Pak Louis Leakey. Ia mulai diikutsertakan dalam kegiatan penggalian fosil.
Sampai akhirnya, ia diberi kepercayaan untuk melakukan penelitian simpanse di wilayah konservasi simpanse di pinggir Sungai Gombe, Tanzania, Afrika.
Baca Juga : Benarkah Monyet Suka Pisang? Cari Tahu Fakta Monyet dan Pisang, yuk!
Semua perjuangannya berbuah manis, hasil pengamatannya mengenai simpanse berhasil diakui dunia. Menurutnya, tidak semua simpanse itu hewan ganas.
Dan simpanse itu bisa menggunakan alat bantu. Seperti David, salah satu simpanse yang yang dapat menggunakan batang daun untuk mengambil semut dari lubang.
Karena kerja keras yang tinggi dan kemaauan yang kuat Ibu Jean Goodall berhasil mewujudkan keinginannya.
Tahun 1977, Ibu Jane mendirikan Jean Goodall Institute, sebuah lembaga yang bergerak di bidang lingkungan. Hebat!
Ada satu pesan cintanya yang ia sampaikan untuk manusia di Bumi :
"Jika kita semua menyadari bahwa manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang memiliki karakter, bukan satu-satunya makhluk yang dapat merasakan bahagia, sedih, dan putus asa, juga bukan satu-satunya makhluk yang mengalami penderitaan, maka kita tidak akan menjadi manusia egois."
Yuk, kita saling menghargai dan memahami. Agar semua makhluk di Bumi bahagia.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Marisa Febrilian |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR