Bobo.id - Apakah teman-teman masiih ingat fenomena superbloom yang baru-baru ini terjadi Gurun California?
Superbloom menjadi fenomena unik yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, lo. Saat fenomena ini terjadi, maka gurung yang biasanya gersang akan ditumbuhi bunga berwarna-warni.
Fenomena bunga berwarna-warni yang bermekaran ini terjadi saat musim dingin berakhir dan berganti musim semi.
Ada berbagai bunga yang mekar saat superbloom, seperti bunga poppy, verbena pasir ungu, bunga monyet bigelow merah muda, sampai bunga primrose.
Baca Juga : Keren! Tumbuhan Ternyata Bisa Melakukan Perlawanan Saat Sedang Dimakan
Nah, hal inilah yang terjadi di Gurun California, yaitu Gurun Anza-Borrego yang berubah dari gurun kering dan berdebu menjadi gurun berwarna-warni yang dipenuhi bunga.
Selain keindahannya yang ditunggu-tunggu, fenomena superbloom banyak menarik perhatian masyarakat karena fenomena ini biasanya hanya terjadi dalam sepuluh tahun dan superbloom terakhir terjadi pada 2017.
Nah, pada tahun 2019 ini ternyata fenomena superbloom kembali terjadi di Gurun California dan menarik perharian para turis, teman-teman.
Banyak Turis Datang Melihat Superbloom
Fenomena yang jarang terjadi dan indah ini menjadi hal yang menarik perhatian turis untuk mengunjungi Gurung California, teman-teman.
Bahkan karena banyaknya turis yang mengunjungi Gurun Anza-Borrego, menyebabkan kemacetan panjang di kota ini, lo.
Kemacetan tersebut disebabkan oleh sekitar 50.000 turis yang datang hanya untuk melihat Gurun Anza-Borrego yang ditumbuhi bunga.
Baca Juga : Bagian Tumbuhan Jagung, Tumbuhan yang Termasuk Keluarga Rumput
Bunga Menjadi Rusak
Sayangnya dengan banyaknya turis yang mengunjungi gurun ini, justru membuat Gurun Anza-Borrego tidak lagi indah, teman-teman.
Dengan ribuan turis yang datang ke gurun ini, menyebabkan banyak bunga yang terinjak-injak dan menjadi rusak.
Akibatnya, Gurun Anza-Borrego menjadi tidak indah lagi karena rusak terinjak-injak para turis yang datang.
Karena banyaknya turis yang datang dan membuat bunga yang bermekaran di Gurun California, membuat gurun ini sempat ditutup untuk wisata, lo, teman-teman.
Selain membuat bunga-bunga menjadi rusak, kunjungan turis yang jumlahnya sangat banyak juga membuat banyak bermunculan toilet umum.
Berbagai peristiwa lain dari banyaknya turis yang berkunjung ke Gurun Anza-Borrego juga terjadi.
Contohnya adalah penduduk asli yang menjadi merasa tidak nyaman dengan kemacetan yang terjadi, sampai ada pengunjung yang digigit ular saat berada di Gurun Anza-Borrego.
Baca Juga : Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Ada Apa Saja, ya? Ayo, Cari Tahu!
Superbloom Muncul di Gurun
Fenomena superbloom muncul karena dipengaruhi oleh turunnya hujan yang berbeda dari biasanya serta musim dingin.
Hujan yang turun dengan lebih deras dari biasanya dan suhu saat musim dingin yang lebih rendah akan mengunci kadar air di tanah yang menyebabkan tanah menjadi tidak kering seperti biasanya.
Sedangkan superbloom yang terjadi setiap 10 tahun sekali disebabkan karena biji bunga liar yang ada di gurun kering memiliki lapisan luar yang tebal.
Hal ini menyebabkan biji bunga bertahan dalam fase "tidur" selama puluhan tahun.
Meskipun superbloom terakhir terjadi pada tahun 2017, tahun 2019 ini ada kejutan dengan superbloom yang muncul di Gurun Anza-Borrego, teman-teman.
Kalau biasanya bunga liar hanya akan tumbuh di beberapa titik tertentu saja, pada superbloom yang terjadi kali ini, bunga yang tumbuh tersebar merata di gurun ini.
Bahkan lebih dari 80.000 kilometer bagian Gurun Anza-Borrego dipenuhi bunga yang berwarna-warni.
Biasanya, superbloom akan terjadi 10 tahun sekali, tapi kenapa sekarang fenomena ini terjadi hanya berselang dua tahun, ya?
Baca Juga : Burung Hantu Elf, Jenis Terkecil dalam Keluarga Burung Hantu
Nah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh hujan yang terjadi di awal musim dingin dan akhir musim dingin yang lebih hangat.
Tapi sayang sekali, ya, superbloom yang tidak terjadi setiap tahun ini harus rusak karena terinjak-injak.
Maka, saat teman-teman berkunjung ke berbagai objek wisata, usahakan untuk tetap tertib, mengikuti arahan dari petugas, dan menghargai keindahan objek wisata dengan tidak merusaknya.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR