Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Si Kerdil Berhidung Panjang.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Si Kerdil Berhidung Panjang (Bag. 1)
Yunus mendengar ayahnya mengeluh. "Alangkah malangnya nasibku! Aku sudah tua dan tak ada orang yang dapat membantuku memperbaiki sepatu-sepatu ini!"
Yunus keluar dari tempat persembunyian dan menjawab, "Apakah Bapak tidak mempunyai seorang anak? Mengapa tidak kau suruh ia membantumu?"
Baca Juga : Dongeng Anak: Putri yang Bicara
Pak Unang menjawab, "Tujuh tahun yang lalu anakku yang benama Yunus diculik seorang nenek di pasar. Kalau sekarang ia masih hidup, dia tentu sudah berumur 20 tahun. Pasti dia dapat membantuku."
Yunus lalu bertanya, "Apakah Bapak akan gembira kalau Bapak bertemu dengan anak Bapak, walaupun wajahnya buruk seperti aku?"
Baca Juga : Biasakan Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur, yuk! Ini Manfaatnya
Pak Unang berdiam diri sambil terus bekerja.
Tiba-tiba ia berteriak, "Oh tidak, kau bukan anakku! Anakku gagah tidak seperti kau. Engkau kerdil, kulitmu pun keriput seperti seorang tua. Tangan dan hidungmu panjang!"
Baca Juga : Meskipun Lucu, Kucing Gemuk Bisa Terkena Masalah Kesehatan, lo!
Sedih Yunus mendengar perkataan ayahnya. Yunus meminta kaca pada Pak Unang. Tapi sayang, di situ tak ada kaca. Pak Unang menyuruh Yunus pergi ke tukang pangkas rambut di seberang jalan. Ia mempunyai kaca besar. Yunus menuruti nasihat ayahnya. Ia pergi ke tukang pangkas rambut. Banyak orang yang sedang memotong rambut di sana. Dengan sopan Yunus meminta pada pemilik pangkas rambut itu agar diperbolehkan berkaca. Orang-orang yang ada di situ mentertawakan Yunus. Mereka menggendongnya ke atas kursi.
Baca Juga : Cerita Misteri: Takut
Alangkah terkejutnya Yunus melihat dirinya. Badannya kerdil, kulitnya keriput, hidung dan tangannya panjang sekali. "Oh, oh mengapa aku harus seperti ini? Tentu si nenek itu menyihir aku!" keluh Yunus.
Baca Juga : Tanggal Kedaluwarsa pada Obat Berbeda dengan yang Ada pada Makanan dan Minuman, lo!
Pemilik pangkas rambut itu berkata, "Sungguh anak yang malang! Tapi kau tak perlu bersedih. Maukah engkau bekerja padaku? Di sebelah sana ada sebuah pemangkas rambut. Di depan tokonya ada seorang raksasa yang selalu mengajak setiap orang agar memotong rambutnya di tempat tuannya. Kalau kau mau bekerja seperti itu, kau akan kuberi upah tempat tinggal bersamaku!"
Yunus berpikir sebentar, "Tidak aku tidak mau bekerja seperti itu!" kata Yunus dalam hati. Yunus mengucapkan terima kasih kepada pemilik pangkas rambut yang baik itu.
Baca Juga : Dari Bandara Terluas Hingga Terbaik, Ini 5 Bandara Keren di Dunia
Yunus kemudian pergi ke kota lain. Sepanjang jalan Yunus berpikir, sebaiknya aku bekerja di istana saja. Aku akan bekerja di sana sebagai tukang masak istana. Ia tahu, ia dapat memasak masakan yang lezat-lezat dan beraneka ragam. Yunus membulatkan tekadnya pergi ke istana.
Tentu saja para penjaga istana melarangnya masuk. Yunus berkata, "Aku ingin bekerja sebagai tukang masak di sini. Dapatkah aku bertemu dengan kepala tukang masak istana?" Penjaga itu masuk dan memanggil kepala tukang masak istana.
Baca Juga : Banyak Bentuk dan Rasa, Kita Cari Tahu Sejarah Permen Jelly, yuk!
"Ha Hemmmm ! Kau mau melamar sebagai tukang masak istana?" ejek tukang masak istana lainnya. Untunglah kepala tukang masak istana itu seorang yang baik hati. Ia menanyakan asal-usul Yunus. Yunus menceritakan apa yang pernah dialaminya.
Kepala tukang masak istana mengajak Yunus ikut ke dapur. Di sana Yunus disuruh menyiapkan masakan untuk sarapan pagi raja. Segera Yunus memasak. Tapi karena tubuhnya kecil, maka ia harus naik ke atas kursi. Setelah siap Yunus menyerahkan masakan itu kepada tukang masak istana.
Baca Juga : Alasan Hewan Berpura-Pura Mati Bukan Hanya untuk Melindungi Diri, lo
Tepat pukul 7.30 tukang masak itu menghidangkan masakan yang dimasak Yunus kepada Raja. Ketika mencoba masakan itu Raja heran. Belum pernah ia merasakan masakan selezat ini.
Raja bertanya, "Siapa yang membuatnya? Apakah ada tukang masak bam? Belum pernah aku merasakan makanan selezat ini. Cepat panggil tukang masak itu. Aku ingin bertemu dengannya!"
Baca Juga : Mengapa Kita Punya Pusar? Cari Tahu Fakta Tentang Pusar, yuk!
Kepala tukang masak istana segera pergi ke dapur. Tak lama kemudian Yunus dengan ditemani oleh kepala tukang masak istana menghadap Raja. Raja heran melihat Yunus yang kerdil dan buruk rupa.
"Bentuk badanmu aneh, tapi masakanmu enak sekali. Karena itu aku bersedia menerima kau menjadi tukang masak istanaku. Namun setiap tukang masakku mempunyai julukan, dan kau kuberi julukan si Hidung Panjang."
Baca Juga : Bolehkah Kita Mengisi Daya Baterai Ponsel Semalaman Saat Tidur?
Sejak hari itu Yunus bekerja sebagai tukang masak istana. Ia harus memasak makanan untuk Raja dan keluarganya. Uang yang diterima dari Raja selalu ditabung.
Pada suatu hari, kepala tukang masak istana jatuh sakit dan tidak dapat pergi ke pasar. Ia memanggil Yunus dan menyuruhnya ke pasar membeli tiga ekor angsa.
Baca Juga : Memejamkan Mata Bisa Membantu Mengingat Sesuatu, Apa Sebabnya? #AkuBacaAkuTahu
Di pasar Yunus membeli tiga ekor angsa yang gemuk. Dalam perjalanan pulang, salah seekor angsa itu berbicara, "Oh nasibku yang malang! Sebentar lagi pasti aku akan dipotong! Oh tolonglah aku!" Yunus heran, "Kau dapat berbicara? Katakan padaku siapakah engkau sebenarnya?"
Baca Juga : Terlalu Sering Mencuci Tangan Justru Tidak Baik, Benarkah Begitu?
Angsa itu bercerita, "Aku adalah seorang putri raja. Namaku Mimi. Kerajaan ayahku ada di seberang sungai itu. Di sana hidup seorang nenek sihir yang membenci ayahku. Karena ia tidak dapat mencelakakan ayahku, maka ia lalu menyihirku menjadi seekor angsa dan membawanya ke sini. Oh tolonglah aku, hai pemuda yang baik hati."
Baca Juga : Fosfor Bisa Membuat Benda Menyala dalam Gelap, Bagaimana Caranya?
Yunus berjanji akan menolongnya. Dengan uang tabungannya, ia membeli Mimi. Mimi ditaruhnya di depan kamarnya. Setiap hari Yunus tak lupa memberinya makan, dan Yunus sering pula bercakap-cakap dengan Mimi tentang pengalamannya.
Pada suatu hari di istana datang seorang raja dari negeri seberang. Raja memanggil si Hidung Panjang. Raja menyuruh Yunus membuat makanan yang paling lezat. Kalau tamu itu sampai mengeluh mengenai makanan yang tak enak, maka si Hidung Panjang akan dihukum.
Baca Juga : Bolehkah Kita Membersihkan Kedua Telinga dengan Sabun saat Mandi?
Pada hari pertama Yunus membuat sup jagung dengan jamur. Ketika tamu itu mencicipi masakan Yunus, ia memuji kelezatan masakan itu. Tentu saja raja gembira, demikian juga Yunus. Tamu itu ingin bertemu dengan Yunus.
"Kau memang tukang masak yang pandai. Besok aku ingin makan kue. Kau harus membuat kue itu selezat buatan istriku." Yunus terkejut namun demikian Yunus menyanggupinya, karena ia takut Raja akan marah padanya.
Baca Juga : Mengapa Kita Mengantuk Saat Mendengar Suara Hujan, ya? #AkuBacaAkuTahu
Yunus pergi ke kamarnya dengan hati sedih. Mimi yang meiihat kesedihan temannya lalu bertanya? "Sobat ada apa denganmu?" tanya Mimi. Yunus menceritakan keinginan Raja negeri seberang. Mimi menjawab ia tahu cara membuat kue. Dulu ia suka membantu ibunya membuat kue. Yunus lalu mencoba resep yang dikatakan Mimi.
Setelah matang, Yunus lalu menghidangkan kue itu. "Sayang, tukang masak ini tidak dapat membuat kue selezat kue buatan istriku." Mendengar perkataan itu, Raja marah.
Baca Juga : Bagaimana Hewan Nokturnal Melihat dalam Gelap? #AkuBacaAkuTahu
"Aku beri kau waktu sampai besok. Kalau besok kau tidak dapat membuat kue yang selezat buatan istri Raja negeri seberang, maka kau akan kujatuhi hukuman mati!" Dengan sedih Yunus meninggalkan Raja.
Yunus menceritakan kesulitannya pada Mimi. Mimi lalu mengajak Yunus pergi ke sebuah danau. Di sana tumbuh pohon bunga yang dapat melezatkan kue. Di pintu gerbang, para penjaga tidak mengizinkan Yunus keluar istana. Mereka takut kalau Yunus melarikan diri.
Baca Juga : Scotty Jadi T-Rex Terberat yang Pernah Ditemukan, Berapa Beratnya?
Setelah Yunus mengatakan maksudnya memgambil bunga yang dapat melezatkan makanan, barulah mereka memberi izin pada Yunus. Mereka berdua berjalan menelusuri sungai. Setelah kira-kira dua jam perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah danau. "Nah inilah bunga yang kau perlukan!" seru Mimi.
Baca Juga : Dongeng Anak: Si Kerdil Berhidung Panjang (Bag. 1)
Yunus segera menghampiri bunga itu, demikian juga Mimi, Yunus memetik bunga itu dan menciumnya. "Bunga ini sama harumnya dengan rempah-rempah yang ada di rumah nenek penyihir!" seru Yunus.
Yunus mencium bunga itu sekali lagi. Aneh bin ajaib! Setelah mencium bunga itu, Yunus kembali seperti semula. Pemuda perkasa yang berusia 20 tahun. Yunus tak lupa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada Mimi.
(SELESAI)
Baca Juga : Wah, Ternyata Kita Bisa Jadi Penolong Pertama, Bagaimana Caranya?
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR