Bobo.id - Renyahnya ayam goreng tepung dan keripik kentang, siapa yang tidak suka?
Saat digigit, ada suara "kriuk!" yang terdengar. Hmm manusia tampaknya suka sekali makan makanan yang renyah, ya?
Kira-kira apa yang membuat kita menyukai makanan yang renyah, ya?
Makanan Renyah Sudah Disukai Sejak Dulu
Beberapa makanan yang renyah sudah ada sejak zaman dahulu dan datang dari berbagai budaya.
Misalnya dalam menu makanan Jepang, ada tempura, tonkatsu dan ayam karage.
Menu-menu gorengan yang renyah ini juga dipengaruhi oleh budaya memasak bangsa lain, lo.
Cara menggoreng makanan dengan dilumuri adonan tepung rupanya diperoleh dari pedagang dan penyebar agama dari Spanyol dan Portugal.
Bangsa Spanyol dan Portugal datang ke Jepang sekitar abad ke-15 dan 16, teman-teman.
Baca Juga : Ternyata Hal Ini yang Membuat Kita Jadi Ketagihan Keripik Kentang
Dalam buku The Babbo Cookbook, chef Mario Batali menuliskan kalau kata 'crispy' yang berarti renyah menarik perhatian orang dibandingkan kata lainnya.
Menurut beliau, ini juga menjelaskan mengapa makanan Jepang seperti tempura mudah diterima dan disukai banyak bangsa lainnya.
Keripik kentang, kentang goreng dan ayam goreng juga jadi salah satu contoh makanan yang diterima oleh hampir seluruh orang di dunia, lo.
Makanan yang renyah terbukti bisa diterima oleh budaya makan di mana saja.
Alasan Manusia Suka Makanan Renyah
Menurut beberapa sumber, ada salah satu komponen makan yang seringkali tidak diperhatikan, teman-teman.
Saat kita makan, komponen yang sering dihubungkan adalah rasa dan aroma.
Kita juga menggunakan indra perasa saat menyentuh makanan dengan tangan, juga indra pengecap saat makanan dikunyah di dalam mulut.
Namun, saat makan, suara juga jadi komponen penting, lo.
Baca Juga : Saat Basi, Keripik Kentang Melunak dan Roti Mengeras, Kenapa, ya?
Misalnya, dalam beberapa budaya yang menghargai budaya makan dengan tenang. Ada juga yang menyukai budaya makan dalam suasana yang ramai.
Makanan yang renyah kemungkinan memiliki komponen suara yang penting saat kita memakannya. Yap, ada suara "kriuk!" yang kita dengar saat mengunyah makanan renyah.
Saat kita mengunyah selalu ada suara saat makan. Namun, telinga kita akan berhenti mendengarnya.
Ini karena saraf sensorik sudah terbiasa dan kemudian jadi kurang responsif pada stimulus yang sama.
Misalnya seperti saat kita memakai pakaian, lama-kelamaan kulit kita tidak terlalu merasakan pakaian tersebut.
Kemungkinan, makanan yang renyah jadi menarik karena juga memberikan stimulus pada indra pendengaran kita.
Menurut peneliti rasa dan aroma, Alan Hirsch, ini disebut "musik pengunyahan".
Suara kerenyahan makanan ini merambat ke telinga bagian dalam melalui udara dan konduksi tulang. Ini membantu kita mengenali makanan yang kita makan.
Baca Juga : Hindari Memakannya, Jika Nasi Menunjukkan 4 Hal Ini
Dalam sebuah penelitian, peserta penelitian dipersilakan makan keripik kentang sambil mendengar suara kunyahan.
Peserta peneliti yang mendengar suara kunyahan keripik kentang yang lebih keras juga menganggap keripik tersebut lebih renyah.
Sementara yang mendengar suara kunyahan keripik kentang yang lebih pelan menganggap keripik kentang tersebut sudah lunak atau melempem.
Meskipun suara kerenyahan tidak memengaruhi bagaimana kita merasakan makanan, suara kerenyahan makanan membuat pengalaman makan kita jadi berbeda.
Kita jadi menaruh perhatian pada suara kerenyahan tersebut, berbeda ketika kita makan makanan lain yang tidak menimbulkan suara renyah.
Wah rupanya itu rahasia dibalik manusia yang suka makanan renyah, teman-teman!
Cari tahu rahasia dibalik makanan lain yang digoreng, yuk! Temukan pada artikel terkait di bawah, ya! #AkuBacaAkuTahu
Baca Juga : Bukan Tidak Doyan Makan, Ini Alasan Selera Lidah Setiap Orang Berbeda
Lihat video ini juga!
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Mental Floss,The Chronicle of Higher Education |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR