Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Anak-Anak yang Tinggal di Rumah Pohon.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
-----------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Elidore
Dulu ada seorang pria bernama Pak Dembe yang memiliki tiga anak kecil. Dua anak laki-laki dan perempuan. Istrinya baru saja meninggal sehingga tak ada yang merawat anak anaknya. Pak Dembe lalu memutuskan untuk mencari rumah baru saat anak anaknya tidak ada yang menjaga di siang hari. Itu karena Pak Dembe harus bekerja di ladang atau berburu di siang hari.
Pak Dembe pergi ke hutan mencari tempat yang cocok. Akhirnya ia menemukan sebuah pohon baobab yang tinggi.
Baca Juga : Dongeng Anak: Paus Berbicara
“Betapa indahnya rumah yang akan saya bangun di atas pohon ini! " serunya, menatap cabang yang lebar dan menyebar rata di atas kepalanya.
"Anak-anakku pasti akan aman dari binatang buas dan penyihir!”
Ia lalu mengambil kapaknya, lalu memotong setumpuk kayu yang panjang dan tajam dari ranting-ranting pohon terdekat yang rendah. Ia memaku pasak kayu itu satu demi satu ke dalam batang pohon baobab yang tebal. Pasak itu menjadi pijakannya saat naik ke atas pohon.
Baca Juga : Fakta Notre Dame, Gereja Berusia 856 Tahun Saksi Sejarah Prancis
Di puncak pohon itu, keadaannya lebih bagus dari yang diharapkan Pak Dembe. Cabang-cabangnya tebal dan menyebar bertingkat, bagus untuk membangun rumah.
Pak Dembe turun dari pohon, dan bernyanyi riang sendiri. Ia mengayunkan kapaknya lagi dan lagi, menebang pohon-pohon muda yang digunakan untuk membangun dinding dan kasau rumah. Ia membawa potongan pohon yang berbentuk papan itu satu per satu menaiki tangga pasak buatannya.
Baca Juga : Nama Desa Ini Terdiri dari 58 Huruf, Bisakah Kamu Melafalkannya?
Ia mengumpulkan beberapa kayu lagi yang ia lilit tali yang kuat, sehingga bisa diulur ke bawah dan ditarik ke atas.
Setelah bahan kayu cukup di atas, ia mulai bekerja membangun pondok yang cukup luas, tinggi di atas, di antara cabang cabang, tak terlihat oleh manusia dan binatang.
Baca Juga : Kenapa Kumbang Kotoran Dipuja Bangsa Mesir Kuno? #AkuBacaAkuTahu
Keesokan harinya, dia memotong rumput untuk melapisi atap, lalu dia membangun tempat tidur besar dari kayu. Di atasnya ia alasi kulit berbulu lembut dari kulit rusa.
Sekarang tiga anak kecilnya akan memiliki tempat yang nyaman untuk tidur. Rumah itu hampir siap sekarang. Pak Dembe mengambil bangku dan memasak di atas pohon. Kini ia tinggal membuat tangga tali yang kuat dari akar yang merambat yang tumbuh di mana-mana di hutan itu.
Baca Juga : Dikenal Karena Duri yang Beracun, Ternyata Bulu Babi Punya Manfaat
Dia memasang tangga tali yang kuat juga dan melemparkannya ke bawah sehingga mencapai tanah.
"Indah!" teriaknya keras. "Sekarang aku dapat membawa anak-anak saya ke rumah baru mereka.”
Baca Juga : Kuching, Kota yang Dihuni Banyak Kucing, Pernah ke Sini?
Dia memanjat tangga dengan hati-hati, menguji kekuatan pijakannya dengan berat badannya. Sambil turun, ia menarik pasak pasak kayu yang dipakainya tadi untuk pijakan naik ke atas. sehingga tidak ada yang bisa memanjat pohon itu kecuali tangga tali dilemparkan ke bawah.
Anak-anak senang dengan rumah baru mereka, ketika ayah mereka membawa mereka menaiki tangga satu per satu. Kedua anak yang besar memegang daun daun yang melambai di atas kepala mereka. Si kecil bayi menendang nendang gembira di tempat tidur kulit rusa. makan malam telah ayah mereka disiapkan. Malamnya, mereka tertidur nyenyak.
Baca Juga : Seekor Penyu Hijau Bertelur di Landasan Pacu Bandara, Apa Sebabnya?
Esok paginya, sang ayah mengatakan dia harus pergi berburu untuk bahan makanan mereka semua. Jadi ia berpesan,
“Kalian akan cukup aman di pohon ini. Asal, lakukan nasihat Ayah. Kalau turun tangga tali, kalian harus menariknya lagi. Jangan lupa, ya.”
“Tapi, dedaunan di dahan sangat tebal. Tanahnya juga sangat jauh di bawah sana. Bagaimana kami tahu apakah yang datang Ayah atau bukan?” tanya si sulung yang bernama Kitlhengee.
Baca Juga : Poster Film Marvel Ini Dibuat Ulang dari Benda Sederhana, Lihat, yuk!
“Ayah akan menyanyikan lagu untuk kalian. Ayah akan memanggil namamu di dalam lagu…” kata Pak Dembe. “Ayah akan menyanyi seperti ini; Kithengee, Kitlhengee, lemparlah anak tangga tali itu. Kalau kalian mendengar lagu itu, itu artinya Ayah pulang membawa daging hasil buruan, dan bukan salah satu penyihir jahat yang tinggal di hutan.”
Pak Dembe lalu turun ke tanah dan anak-anak bermain di antara mereka. Mereka mengamati burung-burung yang terbang di sekitar sarang mereka, memberi makan anak-anak mereka. Ada juga monyet-monyet coklat kecil bermain dan bersama-sama sepanjang.
Baca Juga : Sejak Kapan Ada Kacamata untuk Mata Orang yang Rabun Jauh?
Angin segar bertiup melalui dan daun-daun hijau gelap di atas melindungi mereka dari matahari tengah hari. Malam pun tiba dan mereka mendengar suara ayah mereka memanggil mereka dari bawah, "Kithengee, Kitlhengee, Lempar aku tangga. Agar Ayah dapat naik dengan daging untuk makan malam.”
Anak tertua, Kithengee, melemparkan tangga dan ayah mereka membawakan mereka daging rusa. Ia mengajari mereka cara memasaknya. Jadi hari-hari berlalu dengan tenang dan bahagia, dan anak-anak tumbuh tinggi dan kuat karena makanan yang dibawa ayah mereka setiap hari.
Baca Juga : Mengapa Ada Kakek dan Nenek yang Bungkuk?
Tapi di hutan, seperti yang sudah dikatakan Pak Dembe pada anak anaknya, ada banyak penyihir. Dan diam-diam, seorang penyihir sudah beberapa kali mengamati Pak Dembe yang pulang dari berburu. Dia mendengar Pak Dembe menyanyikan lagunya.
Penyihir ini ingin menangkap anak-anak Pak Dembe dan menjadikan mereka pelayan yang bekerja untuknya. Jadi, suatu pagi ketika Pak Dembe pergi jauh ke dalam hutan untuk berburu, penyihir itu pergi ke bawah pohon baobab itu.
Baca Juga : Cergam Bobo: Belajar Memasak
(Bersambung)
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR