Dia menunggu sampai ayah Pak Dembe jauh dari rumah, lalu dia bernyanyi dengan suara barunya.
"Kithengee, Kithengee. Lemparkan saya tangga yang mungkin saya naiki dengan daging untuk makan malam kalian."
Baca Juga : Kram Ketika sedang Berlari? Lakukan 8 Cara untuk Menghindarinya
Kali ini, bahkan anak tertua pun yakin bahwa ayahnya sudah menunggu di bawah. Dia melemparkan tangga ke bawah dan si Penyihir mulai memanjat.
Tetapi karena dia tidak terbiasa dengan tangga yang bergerak, tubuhnya jadi terputar putar dan terlilit tali. Si sulung berteriak,
"Ayah! Mengapa tangga terayun-ayun begitu banyak dan mengapa Ayah ngos-ngosan?”
"Aku telah membunuh hewan yang sangat besar hari ini," jawab penyihir itu. “Hewan ini terlalu berat!”
Baca Juga : Meniup Lilin Ulang Tahun Membuat Bakteri Menempel pada Kue, Benarkah Begitu?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR