Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerita misteri hari ini, ya?
Cerita misteri hari ini berjudul Jalan Ajaib.
Yuk, langsung saja kita baca cerita misteri hari ini!
-----------------------------
Baca Juga : Cerita Misteri: Pak Yu dan Penyihir Jahat
Di provinsi Kuangtung, hiduplah seorang pemuda sarjana bernama Kuo. Pada suatu malam, dalam perjalanan pulang dari rumah temannya, ia tersesat di antara bukit-bukit. Ia masuk ke hutan yang gelap dan tak bisa menemukan jalan keluar ke jalan utama lagi.
Setelah beberapa jam berkeliaran, tiba-tiba ia mendengar suara tawa dan orang berbicara di puncak bukit. Kuo bergegas berjalan ke arah suara-suara itu. Ternyata, tampak ada sekitar dua belas pria sedang duduk di tanah, makan dan minum bergembira. Sepertinya mereka sedang mengadakan pesta pertemuan.
Baca Juga : Cerita Misteri: Siluman Sumur
“Ayo, gabung dengan kami! Hanya ada satu tempat lagi. Kau datang pada saat yang tepat,” seru mereka saat melihat Kuo.
Kuo terkejut. Ia tak menyangka kalau mereka melihat kedatangannya. Dengan agak bingung dan sungkan, Kuo duduk bersama mereka. Kuo memerhatikan mereka, dan ternyata sebagian besar dari mereka adalah biksu berpakaian indah.
Baca Juga : 4 Minuman Buka Puasa untuk Anak untuk Menjaga Kesehatan Selama Puasa
“Sebetulnya saya sedang dalam perjalanan pulang. Apakah ada yang bisa menjunjukkan saya jalan kembali menuju jalan raya? Tadi saya tersesat dan masuk ke hutan ini,” kata Kuo.
Namun salah satu dari mereka berteriak, "Kamu ini pemuda yang baik, Kuo. Kenapa harus pusing memikirkan pulang. Lihatlah, bulan sangat indah di langit. Nikmati saja malam ini.”
Baca Juga : Apa Jadinya Kalau Kita Makan Nasi dengan Mi?
Pria itu lalu memberi Kuo minuman di gelas berukir indah. Kuo segera meneguk minuman yang ternyata sangat lezat. Ketika gelasnya kosong, pria lain mengisi lagi untuknya. Kuo kini merasa gembira. Ia terus menerima minuman yang diberikan padanya, agar teman-teman barunya itu juga gembira.
Kuo sangat gembira berada di antara mereka. Untuk menghibur mereka, ia diam-diam menirukan suara burung dengan sama persis. Ia mengeluarkan bunyi twit twit seperti suara burung layang-layang. Biksu-biksu itu terkejut mendengar suara itu.
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Bermain Bulu Tangkis
“Kenapa ada burung layang-layang yang keluar di malam hari?” tanya mereka heran.
Kuo lalu mengubah suaranya menjadi suara burung cuckoo. Sementara para biksu itu berdiskusi tentang bunyi suara burung apa itu, Kuo tertawa diam-diam di sudut.
Beberapa saat kemudian, Kuo meniru suara burung beo. Setelah berkali-kali meniru suara burung dan teman-temannya menebak, teman-temannya itu akhirnya tahu kalau itu adalah suara Kuo. Semua tertawa terbahak-bahak.
Baca Juga : Kisah di Balik Patung Burung Terbesar di Dunia, Pernah Tahu Kisahnya?
Mereka memonyongkan mulut mereka dan mencoba bersiul seperti Kuo, tetapi tidak ada yang bisa melakukannya. Segera salah satu dari mereka mengamati,
"Sayang sekali Nyonya Ch'ing tidak bersama kami. Kami harus bertemu di sini lagi pada pertengahan musim gugur. Dan kau, Kuo, datanglah dan berpesta bersama kami lagi."
Baca Juga : Selain Segar untuk Berbuka Puasa, Buah Blewah Banyak Manfaatnya, lo!
Kuo mengatakan akan datang. Salah satu dari biksu itu berdiri dan berkata,
“Karena kau telah sangat menghibur kami, maka sekarang kami akan menghiburmu dengan beberapa pertunjukan akrobatik.”
Baca Juga : Menu Buka Puasa Buah yang Bisa Kembalikan Cairan Tubuh, Apa Saja?
Mereka semua bangkit berdiri. Salah satu dari mereka, memasang kuda-kuda kaki yang kokoh. Pria kedua lalu melompat ke pundak pria yang pertama. Pria yang ketiga melompat ke bahu yang kedua. Dan pria keempat melompat ke pundak pria ketiga. Karena sudah terlalu tinggi bagi yang lainnya untuk melompat, maka pria-pria lain mulai memanjati teman-temannya itu seperti memanjati tangga.
Baca Juga : Merasa Ketakutan Jika Berada di Ruang Sempit? Bisa Jadi Klaustrofobia
Ketika mereka semua berdiri bertumpuk, kepala pria yang paling atas tampak seperti menyentuh awan. Tiang manusia itu lalu pelan-pelan membungkuk sedikit demi sedikit, sampai rebah di tanah seketika berubah, membentuk sebuah jalan.
Kuo terdiam dan pucat. Ia tiba-tiba tersadar kalau para biksu tadi adalah makhluk sakti dan bukan manusia biasa. Kuo segera melangkah di sepanjang jalan itu dan akhirnya tiba di rumahnya sendiri.
Baca Juga : Pulpen Sering Macet? Atasi dengan 5 Cara Ini agar Bisa Digunakan Lagi
Beberapa hari kemudian, ia berkunjung lagi ke tempat itu dan melihat sisa-sisa pesta yang tergeletak di tanah. Di sekeliingnya hanya ada semak-semak lebat, dan tidak ada tanda-tanda jalan samasekali. Jalan yang pernah dilaluinya itu, ternyata tidak ada.
Pada pertengahan musim gugur, Kuo berpikir untuk menepati janjinya, datang kembali ke tempat itu. Namun, teman-temannya membujuknya untuk tidak pergi.
Baca Juga : Sering Terlambat Bangun Pagi? Ikuti 5 Tips Ini, yuk!
“Bagaimana kalau kau tidak kembali lagi ke dunia ini?” ujar teman-temannya agak takut.
Kuo terdiam dan belum memutuskan, apa yang harus dilakukannya. Datang atau tidak ya...
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Ella
Baca Juga : Apa Arti Nomor yang Berbeda pada Kemasan Plastik, ya? Ayo, Cari Tahu!
Tonton video ini, yuk!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR