Bobo.id – Apakah di rumah orang tua teman-teman sering mengolah bahan makanan dalam kemasan kaleng?
Makanan kaleng yang bisa kita konsumsi di rumah ada sarden, tuna, kornet, kacang-kacangan, sampai buah-buahan.
Tapi rupanya tidak semua makanan kaleng baik untuk dikonsumsi, lo.
Saat membeli produk makanan kaleng, sebaiknya kita juga memperhatikan kemasannya, teman-teman.
Apabila ada makanan kaleng yang kalengnya penyok, sebaiknya tidak dibeli juga dikonsumsi isinya. Apalagi yang telah lewat dari tanggal kadaluarsa.
Sebabnya, makanan kaleng yang kalengnya penyok ternyata memiliki risiko besar terhadap kesehatan manusia.
Kenapa begitu, ya? Yuk, kita cari tahu penjelasannya!
Kenapa Makanan di dalam Kemasan Kaleng yang Penyok Sebaiknya Tidak Dikonsumsi?
Dalam proses pembuatannya, makanan yang dikemas dalam kaleng mengalami proses pemanasan untuk menghancurkan bakteri dan jamur berbahaya.
Pemanasan juga bertujuan untuk menonaktifkan enzim yang memecah nutrisi makanan seiring berjalannya waktu, teman-teman.
Baca Juga : Kapan Susu Pertama Kali Dijual Dalam Kemasan Botol, ya?
Dengan demikian, pengalengan berfungsi mencegah kualitas makanan memburuk dan tidak terkontaminasi oleh jamur dan bakteri.
Menurut Suki Hertz, profesor nutrisi dan kemananan makanan untuk Culinary Institute of America, jika bagian yang penyok terdapat dalam lapisan logam, sebaiknya kita tak membeli atau mengonsumsi makanan tersebut.
Namun, jika penyooknya berupa penyok kecil di bagian lain kaleng. Itu tidak akan mempengaruhi makanan di dalamnya.
Suki Hertz menambahkan, jika lekukan atau bagian penyok terdapat pada lapisan logam, makanan tersebut telah terkena udara sehingga bakteri penyakit bisa masuk.
Inilah yang menyebabkan makanan tersebut mengundang penyakit saat dikonsumsi manusia, teman-teman.
Risiko Mengonsumsi Makanan dari Kemasan Kaleng yang Penyok
Kaleng yang penyok tidak hanya merusak bagian logam luar kaleng. Namun, terkadang bisa terjadi di bagian dalam yang sulit kita lihat dengan mata.
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, makanan kaleng yang hanya penyok sedikit namun bentuk kalengnya masih baik, artinya tidak memengaruhi makanan di dalamnya.
Departemen Pertanian Amerika Serikat mengatakan, kita bisa memeriksa kaleng yang penyok dengan menggunakan jari. Namun, seringkali kaleng tersebut memiliki titik yang tajam, sehingga harus hati-hati.
Baca Juga : Bermula dari Bekal Tentara Saat Perang, Begini Sejarah Makanan Kaleng
Departemen Pertanian Amerika Serikat menyebut makanan yang dikemas dalam kaleng yang penyok bisa menyebabkan botulisme atau keracunan yang menyerang sistem saraf kita, teman-teman.
Gejala botulisme ini meliputi penglihatan ganda, kelopak sayu atau lemas, kesulitan menelan dan kesulitan bernapas.
Selain itu, dalam taraf yang ekstrem, kaleng yang bocor dan mengembung juga bisa menjadi tanda menurunnya kualitas makanan, lo.
Meskipun ini jarang terjadi, orang-orang yang berprofesi dalam industri kuliner sangat memperhatikan kondisi kemasan makanan kaleng.
Di tempat-tempat seperti kota New York, restoran bisa kehilangan poin selama pemeriksaan jika mereka menggunakan makanan dalam kaleng penyok.
Menghindari kaleng penyok adalah salah satu hal yang dilakukan para ahli keamanan makanan untuk mencegah keracunan makanan, teman-teman.
Nah karenanya, saat orang tua kita membeli makanan kaleng, kita bantu untuk memperhatikan kemasannya, ya.
Supaya kita bisa berhati-hati saat akan memilih makanan kaleng dengan kemasan yang masih baik, teman-teman.
Oiya, kalau makanan yang gosong sebetulnya boleh dikonsumsi tidak, sih? Yuk, cari tahu lewat artikel berikut ini:
Baca Juga : Apakah Makan Roti yang Gosong Berbahaya bagi Kesehatan?
Penulis: Raka
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | USDA,Grid Health |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR