Saat itu, mereka melihat gundukan tanah dengan retakan celah sekitar dua meter.
Asap yang mengepul disertai suara mendesis muncul dari celah itu. Mereka juga mencium bau belerang yang seperti telur busuk.
Petani itu ketakutan dan segera melarikan diri. Mereka tidak tahu jika yang dilihatnya adalah proses kelahiran gunung api.
Keesokan harinya saat fajar, Pak Dionisio bersama beberapa warga desa mengecek fenomena aneh itu.
Baca Juga : Mengapa Wajah Kita yang Dilihat di Cermin Berbeda dengan Hasil Selfie?
Ternyata gundukan itu telah tumbuh dengan asap dan batu yang terlontar ke langit.
Beberapa hari kemudian, gundukan itu sudah setinggi 50 meter. Dalam waktu seminggu, gunung itu sudah tumbuh sekitar 100 meter.
Lava pun mulai mengalir di wilayah sekitarnya. Pada Maret 1943, letusan semakin kuat dengan kolom asap mencapai beberapa kilometer.
Gunung itu meletus secara intensif di tahun pertamanya, teman-teman.
Baca Juga : Ini Bahayanya Jika Kita Membuang Kotoran Kucing ke Dalam Kloset
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR