Penduduk Harus Dievakuasi
Kelahiran gunung api beserta letusannya ini membuat masyarakat sekitarnya di Desa Paricutin dan San Juan Parangaricutiro harus dievakuasi.
Pada Agustus 1944, sebagian besar dua desa tersebut telah dipenuhi lava dan abu.
Sembilan tahun berikutnya, gunung api ini terus meletus dengan didominasi letusan lava yang relatif tenang.
Namun, letusan itu mampu menghanguskan sekitar 25 kilometer persegi area sekitarnya.
Baca Juga : Ada Ribuan Satelit Buatan yang Mengorbit Bumi, Bisakah Kita Lihat?
Pada 1952 lalu, letusan Gunung Paricutin berhenti. Diyakini Paricutin merupakan gunung api monegenetik.
Gunung api monogenetik sendiri merupakan gunung yang tidak akan meletus lagi atau menjadi gunung api mati.
Kini, kawasan desa yang terkubur oleh aliran lava menjadi obyek wisata yang menarik. Reruntuhan desa itu tidak sepenuhnya hancur ditelan lava.
Bagian gunung, yakni Cinder Cone dan gereja yang setengah terkubur menjadi populer di kalangan wisatawan.
Baca Juga : Hati-Hati, 5 Hal yang Sering Kita Lakukan Ini Bisa Merusak Kuku!
(Penulis: Anggara Wikan Prasetya)
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR