Bobo.id - Apa teman-teman pernah mendengar tentang tumbuhan sikas atau pakis haji?
Biasanya tumbuhan ini dipelihara di kebun atau taman, teman-teman.
Tumbuhan pakis haji ini adalah nama genus tumbuhan yang punya lebih dri 300 spesies.
Di Jepang juga ada salah satu spesies sikas ini, teman-teman. Di sebuah pulau terpencil di Jepang, tumbuhan sikas bisa diolah menjadi makanan sehari-hari.
Padahal, tumbuhan tersebut mengandung racun, lo! Wah, apa tidak berbahaya, ya?
Yuk, kita cari tahu!
Sikas, Bahan Makanan yang Disukai suku Asli di Jepang
Di pulau Amami Ōshima tinggalah suku asli yang suka mengonsumsi olahan tumbuhan sikas, teman-teman.
Pulau Amami Ōshima ini letaknya di bagian selatan negara Jepang.
Di pulau ini, ada banyak sekali tumbuhan yang beracun, teman-teman. Termasuk sikas Jepang ini.
Jika dikonsumsi secara mentah, racun dalam tumbuhan sikas dapat menyebabkan kematian.
Meski begitu, tumbuhan ini merupakan hasil pertanian utama di pulau Amami Ōshima dari satu generasi ke generasi, lo.
Baca Juga: Terkenal dari Jepang, Dulu Tidak Ada Sushi Salmon di Jepang, lo!
Bahkan, mengonsumsi olahan tumbuhan sikas sudah menjadi budaya warisan leluhur yang dijaga oleh masyarakat setempat.
Seluruh bagian tumbuhan ini mulai dari biji hingga batangnya bisa diolah dan dikonsumsi oleh penduduk Amami Ōshima.
Rupanya, orang-orang di Amami Ōshima memiliki cara untuk membuat tumbuhan sikas aman dikonsumsi, teman-teman.
Rahasia Membuat Sikas Menjadi Aman Dikonsumsi
Menurut warga pulau Amami Ōshima, Akiho Wada, tumbuhan sikas ini sudah tumbuh sejak lama dan bisa tumbuh hampir tanpa air.
Nah, para leluhur penduduk pulau Amami Ōshima lah yang menemukan cara mengeluarkan racun dari biji tumbuhan itu.
Baca Juga: Natto, Kacang Kedelai Fermentasi Lengket dari Jepang yang Punya Banyak Manfaat
Racun pada biji maupun batang tumbuhan sikas ini dikeluarkan melalui proses pengeringan dan fermentasi, teman-teman.
Ada proses yang dilakukan secara tradisional, namun juga ada proses itu juga sudah dibantu dengan menggunakan mesin.
Nah, hasil dari bagian tumbuhan yang sudah tidak beracun itu kemudian bisa dijadikan tepung yang kembali diolah menjadi mi, kue, roti, keripik, sampai mochi.
Makanan ini juga bisa diolah menjadi bubur yang dimakan menggunakan lauk lainnya. Tampaknya sedap, ya?
Sikas Dianggap Berharga
Meski membutuhkan proses yang tidak sebentar, para penduduk menganggap hidangan yang terbuat dari sikas sebagai makanan yang berharga.
Baca Juga: Ada Jamur yang Aman Dimakan, Ada juga yang Beracun! Ini Cara Membedakannya
Ini karena kisah tumbuhan ini bukan hanya sebagai hasil pertanian namun juga memiliki cerita bersejarah bagi masyarakat di pulau Amami Ōshima.
Di masa-masa sulit, kehidupan masyarakat di pulau Amami Ōshima terselamatkan oleh tumbuhan sikas, teman-teman.
Zaman dulu, seluruh hasil pertanian harus diserahkan pada pihak yang berkuasa. Sehingga para petani tidak memiliki bahan makanan untuknya dan keluarganya.
Saat persediaan beras terbatas, mereka mengolah biji sikas untuk dikonsumsi.
Saat itu juga para petani mencari cara untuk mengonsumsi tumbuhan sikas tanpa terkena racun di dalamnya.
Karenanya, tumbuhan sikas sangat dihargai dan akan etrus dibudidayakan oleh keturunan penduduk pulau Amami Ōshima.
Yap, bukan sekadar hasil pertanian maupun makanan kesukaan, olahan sikas ini sudah melekat menjadi budaya penduduk di sana, teman-teman.
Baca Juga: Hewan yang Memiliki Racun Tidak Terbunuh Racunnya Sendiri, Kok Bisa?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Great Big Story |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR