Bobo.id – Apakah teman-teman senang dengan masakan pedas? Di Indonesia, hampir tiap daerah memiliki sambal khasnya masing-masing.
Ini menunjukkan hampir sebagian masyarakat Indonesia senang dengan cita rasa pedas. Seolah-olah seperti tidak bisa dipisahkan dari sambal.
Lihat saja, ada makanan yang digemari karena memiliki tingkat kepedasan yang berbeda-beda.
Baca Juga: Apa yang Terjadi di Tubuh Saat Makan Cabai Terpedas di Dunia?
Namun, tahukah teman-teman kalau ternyata masyarakat zaman dulu tidak menggunakan cabai melainkan cabya untuk membuat cita rasa pedas pada makanan.
Apa bedanya cabya dengan cabai, ya? Yuk, kita cari tahu!
Baca Juga: Wow! Pedasnya Cabai ini Mengalahkan Cabai Rawit Merah, Cari Tahu, yuk!
Cabya, Cabai di Masa Kuno
Selama ini, cabai yang menjadi bahan utama pencipta rasa pedas berasal dari genus Capsicum.
Ada cabai rawit (Capsicum frustescens), cabai merah, cabai keriting (Capsicum annum L), dan cabai hijau (Capsicum annum var. annum).
Namun, ternyata zaman dahulu masyakarat Indonesia tidak menggunakan cabai seperti yang dipakai sekarang.
Baca Juga: Kenapa Cabai Rawit Lebih Pedas dari Cabai Biasa? Yuk, Cari Tahu Jawabannya
Menurut sejarawan kuliner, Fadly Rahman, cabai yang digunakan berasal dari tanaman bernama cabya.
Ini berdasarkan sumber pada Kamus Jawa Kuna-Indonesia dari Zoetmulder dan Robson (1997) serta riset arkeologis Timbul Haryono dalam Inventarisasi Makanan dan Minuman dalam Sumber-Sumber Arkeologi Tertulis (1997) yang banyak menyebutkan kata cabya dalam beberapa prasasri dan naskah kuno di Jawa dari abad ke-10 M.
Kalau cabai berasal dari genus Capsicum, cabya merujuk pada Piper retrofractum vahl.
Cabya berasal dari jenis tanaman dari genus lada dan sirih-sirihan yang punya sifat sebagai rempah yang menghasilkan cita rasa pedas untuk mengolah makanan.
Baca Juga: Sensasi Pedas Cabai Berbeda dengan Sensasi Pedas Wasabi, Kok Bisa?
Serupa tapi Tak Sama
Bentuk cabya sekilas hampir mirip dengan cabai, lo, teman-teman.
Ketika masih muda cabya akan berwarna hijau muda dan berwarna kemerahan ketika sudah matang.
Baca Juga: Di Negara Ini, Cabai Dimakan Sebagai Sayuran dalam Masakan
Bedanya, cabya memiliki permukaan yang tidak licin seperti cabai pada umumnya, karena ada tekstur berbintik yang unik.
Karena cabya banyak tumbuh di wilayah jawa, maka banyak orang yang menyebutkan cabai jawa atau lombok.
Baca Juga: Pepper X, Cabai Terpedas di Dunia Mengalahkan Cabai Carolina Reaper
Cabya Tanaman Langka
Namun, sayangnya saat ini cabya di nusantara mulai meredup pamornya karena tergantikan oleh Capsicum yang sering dipakai saat ini.
Alhasil, cabya sekarang masuk dalam kategori tanaman langka, lo, teman-teman.
Oleh karena itu, lambat laun cabya jarang digunakan dan hanya digunakan sebagai herbal atau bahan pembuatan jamu.
Baca Juga: Dipakai di Banyak Makanan Indonesia, Ternyata Cabai Berasal dari Sini
Cabai jawa ini dipercaya dapat menyembuhkan demam, beri-beri, anemia, sakit kepala, dan penyakit lainnya.
Apakah teman-teman ada yang ingin mencoba rasanya cabya atau cabe jawa?
Baca Juga: Tupai Bisa Makan Banyak Cabai, Bagaimana Cara Tupai Bisa Tahan Pedas?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR