Nah, perusahaan ini disebut sebagai perusahaan berkelanjutan karena dalam memproduksi Malai, mereka menggunakan limbah pertanian dari industri kelapa yang ada di India Selatan.
Perusahaan ini mengumpulkan limbah berupa air kelapa yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika dibuang begitu saja.
Setiap harinya, satu unit pengolah kelapa bisa menyalurkan sekitar 4.000 liter air kelapa yang digunakan untuk membuat 320 meter persegi Malai, lo.
Meskipun terbuat dari limbah air kelapa, Malai ternyata merupakan bahan yang tahan lama dan aman digunakan, teman-teman.
Hasil akhir Malai punya kualitas yang sebanding dengan kulit hewan yang biasa digunakan dan tidak akan menimbulkan alergi atau penyakit lainnya.
Baca Juga: Punya Nama yang Hampir Sama, Apakah Macaron dan Macaroon Berbeda?
Diciptakan untuk Mengurangi Pencemaran Industri
Tas, dompet, sepatu, atau aksesoris lainnya yang dibuat dari kulit hewan ternyata menyebabkan pencemaran industri yang cukup berpengaruh pada lingkungan.
Selain itu, pembuatan berbagai aksesoris tadi juga tidak berkelanjutan, teman-teman, sehingga menyisakan banyak limbah.
Nah, pembuatan Malai ini bertujuan untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan sisa limbah yang muncul dari industri pengolahan kulit hewan.
Baca Juga: Bahan-Bahan Alami Ini Bisa Kita Jadikan Pertolongan Pertama, lo!
Proses produksi kulit vegan ini juga aman bagi lingkungan karena menggunakan lebih sedikit sumber daya, yaitu energi dan air selama pembuatan.
Bahan kimia beracun juga tidak digunakan dan tidak menyakiti hewan dalam produksi kulit vegan ini, lo.
Saat ini, sudah banyak merk besar yang bekerja sama dengan Malai dan mulai mengganti kulit hewan yang digunakan dengan kulit vegan dari air kelapa ini, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | livekindly.co |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR