Sebutan ini digunakan karena bentuk topi itu mirip dengan alat yang digunakan tukang batu untuk memegang mortar.
Ada juga yang menyebut topi toga “square academic caps” atau topi kotak akademik dan ada juga yang menyebutnya “Oxford caps”.
Umumnya, topi toga ini memiliki bagian atas berupa permukaan yang rata dan bentuknya persegi. Kemudian, ada rumbai yang menjuntai dari bagian atas topi toga itu.
Biasanya, rumbai itu akan dipindahkan arahnya dari samping kiri ke samping kanan oleh pemimpin di sekolah atau universitas sebagai tanda siswa atau mahasiswa sudah lulus, teman-teman.
Rumbai ini warnanya bermacam-macam, nih. Ada rumbai topi toga yang melambangkan warna sekolah, tingkat pendidikan, program studi yang dipelajari, atau pencapaian wisudawan.
Topi toga dipasangkan dengan jubah, dan biasanya di dalam jubah para siswa mengenakan pakaian formal, teman-teman.
Pakaian formal dikenakan para wisudawan dan wisudawati karena upacara kelulus termasuk dalam acara penting dan resmi.
Sejak Kapan Siswa Mengenakan Jubah dan Topi Toga?
Para ilmuwan meyakini bahwa topi toga dibuat berdasarkan biretta.
Biretta adalah topi yang bentuknya mirip dengan topi toga itu, yang digunakan oleh para pemuka agama Katolik Romawi.
Kemudian, biretta ini umum digunakan oleh pelajar dan seniman di abad ke-14 dan ke-15.
Baca Juga: Sejak Kapan Anak Perempuan Memakai Anting, ya? #AkuBacaAkuTahu
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | Wonderopolis,Oak Hall Cap & Gown |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR