Bobo.id – Teman-teman, apakah kamu tahu negara mana saja yang sering mengalami badai?
Badai adalah angin topan yang bergerak dengan angin kecepatan tinggi yang terbentuk di atas perairan yang hangat di area tropis.
Karenanya, ilmuwan menyebut badai (hurricane) sebagai badai tropis (tropical cyclone).
Di dunia, istilah penyebutan fenomena alam badai tropis itu juga berbeda-beda. Di negara-negara Asia Tenggara, badai tropis dikenal dengan nama topan (typhoons).
Menurut NOAA, 10 negara yang paling sering mengalami badai tropis sejak 1970 adalah Tiongkok, Filipina, Jepang, Meksiko, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Vietnam, Madagaskar, dan Kuba.
Tapi, negara-negara Eropa hampir tidak pernah mengalami badai tropis. Kok bisa, ya?
Terbentuknya Badai Tropis
Biasanya, badai tropis terbentuk di tepi Afrika Barat, ini adalah tempat di mana perairan hangat di dekat ekuator dan kelembapan yang tinggi membentuk lajur tinggi berisi udara yang naik dan berputar dengan cepat.
Semakin panas perairan tempat badai tropis, maka badai yang terbentuk semakin kuat.
Karenanya, badai tropis jadi semakin kuat dan besar ketika melewati perairan Antlantik.
Badai tropis biasanya akan didorong ke arah barat oleh angin pasat, karena dipengaruhi rotasi Bumi.
Baca Juga: Wah, Seorang Wanita Menampung 97 Anjing di Rumahnya saat Badai Bahama
Tidak Pernah Ada Badai di Eropa Selama 50 Tahun
Badai tropis tidak pernah terjadi di Eropa selama 50 tahun ke belakang, teman-teman.
Meski begitu, saat musim badai, wilayah Eropa tetap diguyur hujan deras.
Tapi memang ada yang berbeda dari Eropa, nih, yaitu lokasinya.
Karena badai tropis didorong ke arah barat dari Samudra Atlantik, ini membuat wilayah Eropa dan tepi barat Amerika Serikat sangat jarang mengalami badai tropis.
Di sisi lain, sejak tahun 2000 ada sekitar 30 sisa badai tropis yang sampai ke Eropa.
Di jangka waktu yang sama, negara lain di Amerika Serikat yang sering terkena badai tropis sudah mengalami badai tropis utuh selama 79 badai tropis.
Mengapa Badai Tropis Utuh Tidak Sampai ke Eropa?
Supaya bisa sampai ke Eropa, badai tropis harus bergerak ke arah utara jauh sekitar 321 kilometer.
Saat badai tropis itu sampai di titik 30 derajat utara, badai ini akan bertemu dengan aliran jet subtropis.
Aliran itu bergerak ke arah yang berbeda dari arah si badai tropis, sehingga mendorong badai tropis ke arah timur.
Baca Juga: Pohon Tertua di Eropa Ternyata Ada di Italia, Berapakah Usianya?
Nah, badai inipun ada di posisi utara Bumi, di mana air di bawahnya lebih dingin. Air dingin tidak cukup untuk mengisi dan menguatkan badai tropis, teman-teman.
Sehingga, badai tropis itu jadi semakin lemah dan kecil saat mengarah ke Eropa. Sehingga di Eropa seringkali hanya “sisa” badai yang menghantam daratan.
Badai tropis itu sendiri kadang bergabung dengan angin topan atau bentuk cuaca lainnya yang sedang terjadi. Ini menyebabkan hujan deras tetap mengguyur Irlandia dan Inggris Raya.
Meski tidak sebesar badai tropis utuh, sisa badai ini juga bisa membawa kerusakan di pemukiman penduduk.
Oh iya, kalau permukaan air laut di Bumi semakin panas, ini juga bisa menyebabkan badai tropis lebih sering terbentuk, dan mungkin juga bisa mencapai tempat lain yang jarang terjadi badai tropis seperti Eropa.
Baca Juga: Badai Florence ke Amerika, Ini Cerita di Balik Nama-nama Badai
Yuk, lihat video ini juga
Source | : | Ducksters,Science Insider |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR