Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Dendam Nyi Herang.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
---------------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Mantel Hijau
Di awal bulan ke tujuh, Raja Sagalana selalu membuka lowongan kerja. Ia memberi kesempatan pada rakyatnya untuk bekerja di istana. Biasanya rakyat negeri itu melamar sebagai pelayan atau prajurit.
Orang perempuan yang melamar sebagai pelayan istana paling banyak jumlahnya. Di antara mereka terdapat gadis kecil berpakaian dekil. Ia menggendong seekor anak ayam. Ia menawarkan anak ayam itu kepada para pelamar lainnya.
Baca Juga: Dongeng Anak: Raja yang Khawatir Tentang Kotanya
"Mengapa kau jual anak ayam itu?" tanya seorang perempuan muda.
"Induknya sudah mati. Aku tidak mampu merawatnya lagi. Perempuan muda itu akhirnya membeli anak ayam itu.
"Mengapa Kakak ingin membelinya?" tanya gadis kumal itu. "Karena nasib anak ayam ini sama denganku. Hidup di dunia sebatang kara," jawabnya cepat.
Baca Juga: Sedang Flu? Coba Atasi dengan Sajian Alami Ala Orang Jepang, yuk!
Gadis kumal itu kemudian pergi. Tak lama kemudian datang dua petugas istana. "Siapa namamu?" tanya petugas itu.
"Namaku Nyi Herang dari Kampung Cipancar," jawabnya. "Kamu dipersilakan langsung bekerja di istana hah ini juga. Tugasmu adalah sebagai pelayan pribadi Putri Bungsu," ujar si petugas istana.
Nyi Herang terkejut dengan pengangkatan tersebut. Demikian juga para pelamar lainnya. Tapi setelah petugas istana itu menjelaskan, barulah semua mengerti. Ternyata gadis yang menjual anak ayam itu adalah Putri Bungsu yang menyamar. Putri Bungsu rupanya ingin mencari sendiri pelayan untuk dirinya.
Baca Juga: Sering Berpegangan pada Behel Motor? Rupanya Ini Fungsi Besi di Bagian Belakang Motor
Nyi Herang sangat bahagia pada hari pertamanya bekerja. Ia memang sangat ingin bekerja sebagai pelayan di istana. Namun, tujuan utamanya bukan untuk mencari nafkah. Melainkan...membalas dendam!
Nyi Herang ingin membalas dendam pada Pangeran Sulung. Dua bulan lalu, Nyi Herang berdagang di pasar menemani ibunya. Seperti biasa, rombongan Pangeran Sulung datang ke pasar untuk mengambil upeti. Namun saat berada di dekat gerobak dagangan Nyi Herang, tibatiba kuda Pangeran Sulung mengamuk. Rupanya kuda itu kaget melihat belut yang dijual Nyi Herang. Pangeran Sulung terjatuh. Ibu Nyi Herang sendiri terkena tendangan kuda.
Baca Juga: Kisah Martabak Telur, Makanan Persahabatan yang Berakar dari Makanan India
Sejak peristiwa itu Nyi Herang tidak boleh berdagang lagi di pasar. Padahal luka ibu Nyi Herang cukup parah. Karena tidak mampu membeli obat, ibu Nyi Herang meninggal dunia. Nyi Herang sangat sedih karena ia jadi sebatang kara. Ia bertekad membalas dendam kepada Pangeran Sulung!
Kini Nyi Herang sudah berhasil bekerja di dalam istana. Ia sangat menyukai Putri Bungsu yang baik hati. Namun ia tetap mencari jalan untuk mendekati Pangeran Sulung dan memberinya racun. Sudan enam hari ia bekerja di istana, Pangeran Sulung belum juga tampak.
Pada hari kerjanya yang ke tujuh, Puteri Bungsu memanggilnya, "Temani aku menemui kakakku," pinta Puteri Bungsu.
Nyi Herang membuntuti Putri Bungsu dengan dada berdebar.
Baca Juga: Mencicipi Berbagai Camilan Kekinian di Jakarta Eat Festival 2019
Akhirnya saat yang dinantinya tiba juga. Mereka masuk ke sebuah kamar besar. Betapa terkejutnya Nyi Herang ketika melihat Pangeran Sulung terbaring tidak berdaya. Apa yang terjadi dengan Pangeran Sulung?
"Kakang, ini pelayan saya yang baru. Namanya Nyi Herang. Ia sangat baik," ucap Puteri Bungsu sambil mendekati Pangeran Sulung. Nyi Herang memaksa bibirnya untuk tersenyum. Mata Pangeran Sulung hanya mengedip pelan. Puteri Bungsu mengecup kening kakaknya.
Setelah itu ia pamit sambil menahan isak tangisnya. Di kamamya, Puteri Bungsu baru menumpahkan air matanya di depan Nyi Herang. Rupanya selama ini ia menyembunyikan kesedihannya di depan semua orang.
Baca Juga: Punya Asma? Ikuti 4 Pola Makan Sederhana untuk Penderita Asma, yuk!
"Apa yang telah menimpa Pangeran Sulung, Tuan Putri?" Tanya Nyi Herang kemudian. Hatinya tersentuh melihat kesedihan Putri Bungsu.
"Aku sendiri tidak tahu, Nyi. Mulamula ia terjatuh dari kudanya di sebuah pasar. Kakinya hanya terkilir.
Tapi lama kelamaan sakitnya semakin parah. Seorang tabib terkenal berkata, penyakit kakakku itu adalah akibat dendam seseorang yang terluka hatinya. Sayang tabib itu tidak menyebutkan siapa orangnya. Jadi kami tak bisa mencari orangnya untuk meminta maaf," papar Putri Bungsu sambil mengusap air matanya.
Baca Juga: Ada 3 Jenis Makanan yang Berbahaya Jika Dipanaskan, Apa Saja, ya?
"Apakah Tuan Putri sangat menyayangi Pangeran?" tanya Nyi Herang.
"Ya, sangat. Aku sangat sedih karena seperti sudah kehilangan orang yang aku sayangi."
"Hamba bisa merasakan kesedihan Tuan Putri. Hamba juga pernah kehilangan orang yang hamba sayangi," gumam Nyi Herang.
"Percayalah, Pangeran Sulung pasti akan sembuh. Asal Tuan Putri sungguh-sungguh berdoa." Puteri Bungsu menganggukkan kepalanya.
Baca Juga: Punya Asma? Ikuti 4 Pola Makan Sederhana untuk Penderita Asma, yuk!
Sore harinya Nyi Herang meninggalkan istana diam-diam. Ia pergi mengunjungi makam ibunya dan bergumam, "Ibu, aku tahu Ibu tidak pernah mengajarku menyimpan dendam. Maafkan aku, Bu, sebab telah berbuat keliru. Mulai sekarang aku akan menghapus semua dendamku. Dendam ini hanya akan menambah jumlah orang yang bersedih!"
Satu minggu kemudian kesehatan Pangeran Sulung berangsur baik. Puteri Bungsu begitu gembira. Namun sayang ia tidak berhasil menemukan Nyi Herang. Walaupun ia telah mengutus prajurit-prajurit istana untuk mencari pelayan yang disayanginya itu.
Cerita oleh: Benny Rhamdani. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Ada 3 Jenis Makanan yang Berbahaya Jika Dipanaskan, Apa Saja, ya?
Tonton video ini, yuk!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR