Rupanya, racun dalam bisa komodo ini bisa menurunkan tekanan darah mangsanya, membuat pendarahan hebat, serta membuat darah tidak bisa menggumpal.
Jadi, komodo menggigit mangsanya kemudian tekanan gigitan mengeluarkan bisa dari kelenjar bisa.
Racun dalam bisa itu kemudian mempercepat mangsanya kehilangan darah, karena darahnya tidak bisa menggumpal.
Apakah Mulut Komodo Berisi Bakteri yang Kotor?
Baca Juga: Racun dan Bisa Sering Disebut Sama, Ternyata Keduanya Berbeda, Apa Bedanya, ya? #AkuBacaAkuTahu
Peneliti Bryan Fry juga mencari tahu apakah mulut komodo dipenuhi bakteri, teman-teman.
Beliau mengajak ahli mikroba Ellie Goldstein untuk melakukan pemeriksaan kandungan air liur komodo.
Setelah mendapatkan sampel-sampel air liur komodo di dari beberapa kebun binatang, para peneliti ini tidak menemukan mikroba yang beracun di mulutnya.
Mikroba yang ditemukan di air liur komodo kebanyakan juga ditemukan di kulit dan ususnya.
Bahkan, bakteri di mulut komodo lebih rendah jika dibandingkan mamalia karnivora lain dalam penangkaran, seperti singa.
Source | : | National Geographic,BBC Earth |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR