Bobo.id – Selamat hari pahlawan 10 November!
Pada hari ini kita memperingati perjuangan para pahlawan yang berjasa bagi bangsa Indonesia, teman-teman.
Oh iya, setiap tahun, beberapa hari sebelum peringatan hari pahlawan, pemerintah akan mengumumkan daftar pahlawan nasional yang baru, teman-teman.
Tahun ini, ada enam tokoh yang dianugerahi penghargaan gelar pahlawan nasional.
Tokoh yang menjadi pahlawan nasional ini sebelumnya diteliti oleh Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kerhormatan yang dipilih oleh Menteri Sosial.
Enam tokoh yang diberi gelar pahlawan nasional tahun ini merupakan penyaringan 20 nama yang diajukan Kementerian Sosial.
Setelah diteliti oleh dewan khusus itu, yang bertugas mengumumkan pahlawan nasional baru setiap tahunnya adalah Kementerian Sekretariat Negara.
Kemudian, plakat tanda jasa dan penghargaan gelar pahlawan nasional diberikan Presiden pada para ahli waris.
Kira-kira siapa saja sosok tokoh yang tahun ini menerima gelar pahlawan nasional, ya?
Baca Juga: Inilah Para Pahlawan Revolusi, Apa Bedanya dengan Pahlawan Nasional?
1. Ruhana Kuddus
Apa ada di antara teman-teman yang bercita-cita menjadi jurnalis?
Ibu Ruhana Kuddus dikenal sebagai tokoh jurnalis yang melahirkan surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
Surat kabar perempuan itu bernama “Soenting Melajoe” yang terbit pertama kali pada 10 Juli 1912. Beliau juga aktif menulis di surat kabar Poetri Hindia.
Ibu Ruhana juga mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Ibu Ruhana Kuddus juga merupakan kakak tiri pahlawan nasional Sutan Syahrir, bibi penyair Chairil Anwar, dan sepupu pahlawan nasional KH. Agus Salim.
Baca Juga: Pahlawan Perempuan Indonesia, HR Rasuna Said, Jurnalis yang Andal
2. Sultan Himayatuddin
Sultan Himayatuddin merupakan Sultan Buton, teman-teman.
Beliau memimpin Kesultanan Buton dua kali, pada 1752 – 1755 dan 1760 – 1763.
Kesultanan Buton ini memimpin wilayah Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara.
Pada masa kemimpinannya, beliau dikenal sebagai pejuang gerilyawan yang menentang penjajahan Belanda di Buton.
Berkat kegigihan beliau, penjajah Belanda berhasil hengkang dari tanah Buton. Sultan Himayatuddin pun menobatkan dirinya sebagai “Oputa Yi Koo”.
Oputa Yi Koo berarti raja atau penguasa yang bergerilya melawan penjajah di dalam hutan.
Baca Juga: Tugu Pahlawan, Didirikan Untuk Mengenang Perjuangan Melawan Belanda
3. Prof. dr. M. Sardjito
Teman-teman yang tinggal di Yogyakarta mungkin mengetahui Rumah Sakit dr. Sardjito.
Nama rumah sakit itu diambil dari nama dr. M. Sardjito, teman-teman.
Beliau merupakan salah satu dokter yang berjasa besar dalam dunia pendidikan Indonesia.
Bapak Prof. dr. M. Sardjito merupakan perintis dan rektor pertama Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM), serta Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM.
Prof. dr. M. Sardjito juga pernah menjadi rektor di Universitas Islam Indonesia (UII), teman-teman.
Selain dikenal dalam dunia pendidikan, Bapak Prof. dr. M. Sardjito juga membuat berbagai penemuan di bidang kesehatan, seperti obat batu ginjal, penurun kolesterol, vaksin beberapa penyakit, hingga biskuit ransum untuk para pejuang kemerdekaan saat perang.
4. Abdul Kahar Muzakir
Bapak Abdul Kahar Muzakir ini merupakan tokoh dari Yogyakarta, teman-teman.
Beliau merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada 1940-an, beliau mendirikan sekolah tinggi Islam yang menjadi cikal bakal Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Beliau merupakan rektor UII yang pertama, teman-teman.
Baca Juga: Hari Pahlawan Diperingati Setiap 10 November, Sejak Kapan dan Mengapa?
5. A.A. Maramis
Bapak Alexander Andries Maramis atau A.A. Maramis adalah salah satu tokoh penting dalam kabinet pemerintahan Indonesia di masa kemerdekaan.
Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Negara dan Menteri Keuangan.
Beliau juga merupakan salah satau anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
6. K.H. Masykur
Kiai Haji Masykur merupakan pejuang kemerdekaan dari Jawa Timur.
Beliau juga merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Kiai Haji Masykur dikenal memperjuangkan kemerdekaan dengan menyiapkan laskar santri Hizbullah yang dilatih dalam pelatihan semi militer.
Itulah keenam tokoh yang menerima gelar pahlawan nasional pada peringatan hari pahlawan tahun ini, teman-teman!
Baca Juga: Siapa Saja yang Boleh Menerima Gelar Pahlawan Nasional?
Yuk, lihat video ini juga!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com,NU Online,Kementerian Keuangan Indonesia |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR