Bobo.id – Makanan hasil fermentasi mengandung bakteri baik bernama probiotik yang baik untuk tubuh.
Mungkin kamu mengenal makanan fermentasi seperti keju atau yogurt.
Tapi di Indonesia ada banyak makanan khas yang dibuat dengan proses fermentasi juga, lo.
Makanan fermentasi khas Indonesia misalnya ada tempe, tapai ketan, atau wadi.
Kali ini kita cari tahu tentang wadi, yuk. Apa kamu pernah mencicipi wadi?
Baca Juga: Bukan Sekadar Aksesoris, Ada Makna di Balik Manik-Manik Suku Dayak
Wadi, Makanan Fermentasi Khas Kalimantan Tengah
Wadi ini merpakan makanan khas masyarakat Dayak dan Banjar.
Seperti yang Bobo sebutkan di atas, wadi ini merupakan makanan fermentasi. Wadi dibuat dari ikan, teman-teman.
Wadi bisanya digunakan sebagai cadangan makanan bagi masyarakat Dayak dan Banjar, teman-teman.
Ikan ini bisa disimpan dalam balanai, yaitu guci yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan.
Ikan yang akan diolah menjadi wadi melalui proses fermentasi ini bisa berupa ikan apa saja.
Meski begitu, ikan yang dipilih biasanya merupakan ikan yang memiliki banyak daging dan lemak, misalnya ikan patin, jelawat, papuyu, gabus, baung, atau gurami.
Nantinya, ikan itu akan diolah dengan menambahkan mikroorganisme seperti ragi, kapang, atau jamur.
Proses fermentasi ini merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Daya saat menghadapi musim panceklik dan jarang ada ikan, atau saat mereka sibuk bekerja di ladang dan tidak sempat berburu ikan.
Fermentasi dengan pengasinan ikan menjadi wadi bisa membantu menghambat pertumbuhan bakteri yang membuat ikan lekas busuk, sehingga bisa disimpan lebih lama.
Coba cari tahu proses pembuatannya, yuk!
Baca Juga: Ikan-Ikan Ini Sebaiknya Tidak Kita Konsumsi, Cari Tahu Alasannya, yuk!
Bagaimana Cara Membuat Wadi?
Proses pembuatan wadi kira-kira membutuhkan waktu sekitar lima hari sampai satu minggu.
Pertama-tama ikan dipotong-potong kira-kira seukuran separuh telapak tangan orang dewasa.
Kemudian potongan ikan itu ditaburi garam dan didiamkan selama sehari semalam.
Proses selanjutnya adalah potongan ikan dicuci untuk menghilangkan garamnya.
Tapi proses pembuatan wadi belum selesai, lo. Ikan kemudian direndam sebuah larutan gula aren selama sehari semalam lagi.
Esok harinya, ikan ditiriskan dan ditaburi irisan bawang putih, kemudian dimasukkan dalam toples dan diatasnya ditaburi beras berwarna cokelat kekuningan.
Beras itu sudah dicuci, ditiriskan semalaman, disangrai sampai berubah warna dan digiling kasar.
Kemudian, kita harus menunggu dulu selama beberapa hari atau satu minggu untuk bisa menikmati wadi.
Biasanya, wadi diolah dengan cara digoreng atau dimasak dengan bumbu kuning.
Hmm.. kedengarannya sedap! Jika teman-teman berkunjung ke Kalimantan Tengah, jangan lupa mencicipi wadi, ya!
Baca Juga: Berbeda dengan Sushi, Funazushi Dibuat dengan Ikan Hasil Fermentasi Bertahun-Tahun, lo!
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Kompas.com,Bobo.id,Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR