Bobo.id - Proses pencernaan dalam tubuh kita menyisakan sisa-sisa pencernaan yang dikeluarkan dari tubuh melalui keringat, pipis, maupun saat buang air besar.
Nah, setiap hari pasti kita akan mengeluarkan air seni atau urin yang ditampung lebih dulu di kandung kemih.
Ketika kandung kemih sudah penuh, maka kita akan merasa ingin pipis dan harus segera dikeluarkan, karena bisa menimbulkan infeksi pada kandung kemih.
Infeksi kandung kemih ini terjadi karena air seni kita juga membawa berbagai kuman. Kalau air seni dibiarkan terlalu lama, maka hal ini bisa menyebabkan kandung kemih terinfeksi.
Baca Juga: Meski Punya Sayap, Kenapa Ada Burung yang Tidak Bisa Terbang? #AkuBacaAkuTahu
Akibatnya, kita akan merasa kesakitan ketika pipis atau buang air kecil.
Wah, ternyata kandung kemih ini sangat berguna bagi tubuh kita, ya, teman-teman.
Namun uniknya, burung punya cara pipis yang berbeda dengan manusia, nih.
Bahkan burung tidak punya kandung kemih untuk menyimpan air seninya sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Kalau burung tidak punya kandung kemih, lalu bagaimana cara burung pipis dan mengeluarkan sisa pencernaan serta racun dari tubuhnya, ya?
Burung Tidak Memiliki Kandung Kemih Sebagai Bentuk Adaptasi
Berbeda dengan manusia, burung ternyata tidak punya kandung kemih yang digunakan untuk menyimpan air seninya.
Tidak adanya keandung kemih pada burung ini dipercaya sebagai bentuk adaptasi burung untuk terbang.
Kandung kemih yang penuh oleh air seni dianggap bisa membuat burung semakin berat dan sulit untuk terbang.
Namun bukan berarti burung tidak pipis, nih, teman-teman, karena burung punya cara lain untuk mengeluarkan air seni yang merupakan sisa pencernaan.
Yuk, ketahui bagaimana caranya burung mengeluarkan air seninya!
Baca Juga: Kungkang yang Bergerak Pelan Ini Suka Tidur 15 Jam Setiap Hari
Pipis Burung Dikeluarkan Bersama saat Buang Air Besar
Burung juga memiliki ginjal, sama seperti hewan lainnya, yang berfungsi untuk menyaring racun dalam tubuhnya.
Ginjal akan menyerap nitrogen pada aliran darah dari tubuh, kemudian mengubahnya menjadi urin dan ditampung lebih dulu di kandung kemih.
Hasilnya, akan membuat manusia atau hewan menjadi ingin pipis untuk mengeluarkan urin ini.
Nah, meskipun ginjal burung melakukan fungsi yang sama dengan ginjal pada hewan lain, tapi nitrogen yang disaringnya tidak diubah menjadi urin.
Sebaliknya, hasil penyaringan nitrogen yang dilakukan oleh ginjal burung akan diubah menjadi asam urat.
Asam ini akan bercampur dengan kotoran padat dari usus yang akan dikeluarkan saat buang air besar.
Ini artinya, burung akan mengeluarkan pipisnya bersamaan dan bercampur dengan kotoran saat buang air besar.
Hal ini juga yang membuat kotoran burung berwarna putih dan bukannya cokelat, teman-teman.
Campuran urin dan kotoran padat ini akan keluar dari lubang pembuangan yang disebut kloaka, yang ditutup oleh otot yang kuat.
Baca Juga: Lalat Rumah dan Lalat yang Hidup Liar, Mana yang Lebih Jorok?
Kotoran Burung Bermanfaat untuk Terumbu Karang
Biasanya, burung akan buang air sambil terbang, yang membuat kotoran burung bisa jatuh ke mana saja, termasuk laut.
Bagi manusia, mungkin kebiasaan burung yang suka buang air sambil terbang ini merugikan.
Namun bagi terumbu karang di laut, hal ini justru menguntungkan bagi mereka, lo.
Kotoran burung yang mengandung nitrogen akan membuat alga di sekitar terumbu karang lebih mudah tumbuh dan membuat ikan semakin banyak berada di sekitar terumbu karang.
Hasilnya, ikan yang ada di sekitar terumbu karang dengan alga yang sehat ini juga akan tumbuh lebih sehat dan besar.
Yuk, tonton video berikut ini juga!
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Mental Floss,Mercury News |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR