Bobo.id – Apa teman-teman sering mengonsumsi makanan olahan?
Makanan olahan ini adalah makanan yang melewati beberapa proses sebelum kita konsumsi, teman-teman.
Beberapa contoh makanan olahan misalnya sereal, makanan kaleng, camilan seperti keripik kentang, olahan daging seperti sosis, olahan susu, biskuit, dan banyak lagi.
Di antara makanan olahan itu ada juga yang termasuk makanan olahan instan.
Sebenarnya apa yang membedakan makanan olahan dengan makanan lainnya? Lalu, apa itu makanan olahan instan?
Baca Juga: Ada Wortel dan Jagung Kalengan, Mengapa Tidak Ada Brokoli Kalengan?
Apa Itu Makanan Olahan?
Makanan olahan atau processed food adalah makanan yang komposisinya beruah saat diolah.
Beberapa proses pengolahan makanan itu misalnya bahan dicuci, dikupas, dipotong, dipasteurisasi, atau dibekukan, hingga ditambahkan dengan bahan lain.
Bahan tambahan lain itu misalnya minyak, garam, atau gula. Ini dilakukan agar makanan atau minuman menjadi lebih tahan lama.
Ada juga makanan olahan yang bisa langsung dinikmati tanpa dimasak, atau bisa dimasak secara instan sebelum dikonsumsi. Makanan ini disebut ultra-processed foods.
Untuk membuat makanan atau minuman yang instan itu, produsen perlu menambahkan bahan dan zat tambahan tertentu.
Makanan yang bisa kita nikmati langsung atau diolah dengan instan ini misalnya sereal, nugget, sosis, instan, pasta instan atau mi instan.
Dampak Mengonsumsi Makanan Instan Secara Berlebihan
Makanan olahan instan ini juga dianggap kurang baik bagi kesehatan, nih. Kenapa, ya?
Baca Juga: Serat Ternyata Terdiri dari Dua Jenis, Apa Saja, ya, Jenis Serat Itu?
1. Kurang Serat
Mengonsumsi makanan olahan instan secara berlebihan kurang baik bagi sistem pencernaan kita.
Ini karena makanan olahan instan biasanya memiliki serat yang rendah atau tidak mengandung serat sama sekali.
Kita membutuhkan serat untuk membantu pergerakan usus supaya pencernaan lancar.
Bakteri baik di usus kita juga membutuhkan serat untuk makanannya. Nantinya bakteri baik akan menghasilkan asam lemak yang bisa digunakan sebagai energi oleh beberapa sel tertentu di tubuh.
2. Tinggi Lemak Trans
Kebanyakan makanan olahan instan juga mengandung lemak trans yang tinggi, teman-teman.
Lemak trans ini memicu naiknya kadar kolesterol jahat (LDL) yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Tinggi Zat Tambahan
Dalam makanan olahan instan, juga ada kandungan garam, gula, dan zat tambahan atau pengawet yang tinggi.
Beberapa jenis pengawet sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan karena bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan, misalnya sodium nitrat atau sirup jagung tinggi fruktosa.
Risiko kondisi kesehatan akibat terlalu banyak zat tambahan ini misalnya diabetes atau obesitas.
Meskipun boleh mengonsumsi makanan olahan instan, sebaiknya jangan berlebihan, ya. Lebih baik perbanyak mengonsumsi makanan utuh atau segar, atau makanan yang dimasak tanpa pengawet.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | It's AumSum Time |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR