Bobo.id - Setiap hari, kita pasti menggunakan berbagai benda atau menikmati makanan yang merupakan hasil dari penemuan.
Nah, biasanya berbagai benda ini ditemukan atau diciptakan oleh orang dewasa, misalnya oleh ilmuwan.
Namun ada juga benda yang tercipta dari ketidaksengajaan. Ternyata tidak cuma orang dewasa saja, nih, yang penemuannya bisa menjadi hal yang terkenal dan digunakan banyak orang.
Anak-anak juga bisa menciptakan benda yang bahkan dapat berguna bagi orang lain, nih.
Seperti contohnya tiga penemuan ini yang diciptakan oleh anak-anak.
Baca Juga: Ada Negara Tersepi, Terbesar, dan Terbersih, Ini Fakta 8 Negara yang Mungkin Belum Kamu Tahu
Frank Epperson, Pencipta Es Loli
Es krim ada beragam bentuknya, teman-teman. Mulai dari es krim cone, gelato, hingga es loli atau es yang ditusuk menggunkan stik atau kayu berukuran kecil.
Ternyata es loli yang sering teman-teman nikmati tersebut dibuat secara tidak sengaja oleh seorang anak berusia 11 tahun, lo.
Pada 1905, seorang anak laki-laki bernama Frank Epperson tidak sengaja meninggalkan segelas soda yang ia buat dari soda bubuk dan air di luar rumahnya.
Selain gelas berisi soda, di dalam gelas itu juga tertinggal tongkat pengaduk yang digunakan Epperson untuk mencampur soda bubuk dan air.
Keesokan paginya, Epperson menemukan bahwa segelas soda dan tongkat pengaduk yang ia tinggalkan di luar membeku, nih.
Epperson tinggal San Fransisco yang bersuhu rendah. Suhu rendah di tempat Epperson tinggal itulah penyebab segelas soda milik Epperson membeku.
Epperson yang terkagum-kagum dengan penemuannya kemudian menamakannya sebagai "epsicle".
Tahun 1923, epsicle buatan Frank Epperson mulai dijual di taman Alameda, California. Anak-anaknya menyebut epsicle menjadi "Pop's 'sicle", sehingga sejak saat itu es dengan stik pendek ini disebut "Popsicle" atau es loli.
Dua tahun kemudian, popsicle baru dijual secara besar ke seluruh negara setelah Frank Epperson bekerja sama dengan perusahaan Joe Lowe Company dari New York.
Sejak saat itulah es loli mulai banyak dijual dan terdiri dari beragam rasa, warna, hingga bentuk, teman-teman.
Baca Juga: Mitos Mengatakan Petir Tidak Bisa Menyambar Tempat yang Sama Dua Kali, Benarkah Begitu?
Louis Braille, Pencipta Huruf Braille
Para tunanetra membaca dengan cara yang berbeda dengan kita, teman-teman, yaitu menggunakan huruf braille yang timbul dan akan terasa saat diraba menggunakan jari.
Nah, huruf braille yang berguna bagi penderita tunanetra ini juga dikembangkan oleh seorang anak yang juga tunanetra.
Awalnya, ide huruf braille ini mucul dari Kapten Charles Barbier yang menggunakan sandi berupa garis dan titik-titik timbul.
Tujuan dari sandi yang diciptakan Kapten Barbier ini agar pasukannya tetap bisa membaca pesan atau perintah yang diberikan meskipun dalam keadaan gelap.
Baca Juga: Bukannya Sehat, 5 Bahan dalam Salad Ini Justru Bisa Membuat Tubuh Gemuk! Pernah Makan?
Pesan berupa garis dan titik yang timbul tadi disusun menjadi sebuah kombinasi yang membentuk kalimat dan dibaca dengan cara merabanya.
Sistem ini awalnya dikenal dengan sebutan night writing atau tulisan malam, teman-teman.
Kapten Barbier kemudian mulai mengenalkan sistem night writing kepada anak-anak tunanetra di sebuah sekolah khusus tunanetra.
Salah seorang murid di sekolah tersebut, Louis Braille kemudian mengubah kombinasi titik dan garis yang dibuat Kapten Barbier menjadi kombinasi garis saja.
Perubahan kombinasi ini dilakukan setelah Braille melakukan uji coba pola titik dan garis kepada teman-temannya, ternyata mereka lebih peka terhadap titik dibandingkan garis.
Setelah penggunaan huruf braille sempat dilarang karena dianggap sebagai sistem baca yang tidak umum, pada tahun 1847 penggunaan huruf braille kembali diperbolehkan, teman-teman.
Bahkan pada tahun 1851 huruf braille diakui secara sah oleh pemerintah dan berkembang ke negara-negara lain dan diebri nama "tulisan Braille".
George Nissen, Pencipta Trampolin
Siapa yang pernah melompat-lompat dengan tinggi di atas trampolin yang lentur?
Trampolin yang digunakan untuk melompat-lompat ini ternyata juga ditemukan oleh anak-anak, lo, teman-teman.
George Nissen yang pada tahun 1930 berusia 16 tahun terkagum-kagum dengan seniman trapeze di sebuah perunjukan sirkus.
Baca Juga: Kebiasaan Menggigit Kuku? Hati-Hati 4 Efek Buruk Ini Bisa Terjadi Tanpa Kamu Sadari!
Trapeze adalah seni pertunjukan di mana orang-orang bergelantungan di tongkat horisontal yang digantungkan di langit-langit.
Trapeze dilakukan dengan cara berayun, terbang, atau berpindah dari satu tongkat ke tongkat lainnya dan dapat dilakukan secara sendirian, ganda, maupun berkelompok.
Nissen yang melihat pertunjukan tersebut bertanya-tanya, apakah saat seniman trapeze jatuh ke jaring di bawahnya, mereka akan memantul ke atas atau jatuh begitu saja.
Menurut Nissen, pertunjukan tersebut akan lebih hebat lagi jika para seniman trapeze yang jatuh ke jaring bisa memantul dan melakukan lebih banyak trik atau aksi.
Hal inilah yang kemudian membuat Nissen menciptakan peralatan yang disebut sebagai bouncing rig atau rig memantul.
Rig ini dibuat oleh Nissen menggunakan kain berbahaan kanvas yang diikat ke rangka baja persegi panjang.
Baca Juga: Wah, Barbie Luncurkan Koleksi yang Menunjukkan Keberagaman Manusia!
Tahun 1934, Nissen bersama dengan larry Griswold, pelatih senam di tempatnya berkuliah, yaitu University of Iowa mengembangkan rig memantul buatan Nissen agar bisa menghasilkan pantulan lebih banyak.
Untuk menghasilkan pantulan yang lebih banyak, mereka kemudian mengikatkan kanvas ke rangka yang sudah dilengkapi pegas atau per.
Nissen dan Griswold mulai memproduksi trampolin pada tahun 1942 dan setelah itu trampolin banyak digunakan untuk sirkus dan berbagai pelatihan pilot, navigator, hingga astronaut.
Dari tiga benda yang diciptakan oleh anak-anak, apakah ada yang sudah pernah kamu gunakan?
Yuk, tonton video ini juga!
Source | : | Independent,Country Living |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR