Bobo.id - Italia terkenal dengan beberapa kekhasannya, nih, seperti pizza, menara miring Pisa, hingga Colloseum.
Namun selain terkenal dengan beberapa hal tadi, Italia juga terkenal dengan perahu gondolanya.
Gondola adalah perahu dayung yang menjadi saran transportasi utama sekaligus objek wisata di Venesia, Italia.
Gondola merupakan alat transportasi publik yang sangat penting di Venesia sejak beradab-abad lalu hingga saat ini.
Sayangnya, karena merebaknya virus corona dengan luas di Italia dan karena kebijakan lockdown, saat ini layanan gondola harus dihentikan.
Baca Juga: Unik! Ikan Laut Dalam Ini Memiliki Rahang Besar dan Bergigi Transparan
Gondola di Venesia, Italia Tidak Berjalan Sama Sekali
Kebijakan untuk melakukan lockdown atau karantina yang mencakup seluruh negara ini diberlakukan mulai tanggal 9 Maret 2020 lalu.
Akibatnya, jalanan kosong dan jalur air juga sepi karena tidak ada gondola yang beroperasi, baik sebagai alat transpotrasi maupun sebagai objek wisata.
Tidak beroperasinya layanan gondola ini membuat jalur air menjadi tenang dan bersih, nih, teman-teman.
Dampak Baik Gondola yang Tidak Beroperasi Bagi Hewan Air
Bagi seluruh warga Italia, kebijakan lockdown dan wabah virus corona yang menyebar tentu merupakan hal buruk.
Namun kebijakan ini justru menguntungkan bagi para hewan air yang ada di sekitar Venesia, nih, teman-teman.
Setelah lebih dari satu minggu tidak ada aktivitas gondola di jalur air Venesia, dilaporkan bahwa banyak hewan air yang terlihat.
Tidak adanya gondola yang melintas di jalur air Venesia ternyata membuat air di jalur ini menjadi cukup jernih.
Baca Juga: Benarkah Buaya Mengeluarkan Air Mata Saat Makan? Cari Tahu Penjelasannya, yuk!
Akibatnya, air menjadi cukup jelas untuk bisa melihat kehidupan di dalam air.
Ada berbagai ikan kecil yang dilaporkan terlihat lagi di kanal Venesia. Sebelumnya, ikan-ikan kecil ini tidak pernah terlihat karena padatnya aktivitas atau lalu lintas gondola di Venesia.
Un amico in fb ha condiviso queste foto. Cosa hanno di particolare? L'acqua limpida dei canali veneziani senza il torbido che provoca il moto ondoso in questi giorni di traffico lagunare limitato.
Non s'era mai visto.#coronavirua#restaacasa pic.twitter.com/kKaKWanFok— Marino NiNi Marini #sanguemisto (@diceNiNi) March 12, 2020
Selain ikan kecil, bahkan seorang pengguna Twitter juga melaporkan kalau ada lumba-lumba yang terlihat di sekitar kanal.
Luma-lumba ini berenang di sepanjang dermaga di Cagliari, yaitu salah satu pelabuhan terbesar di Laut Mediterania dan ibu kota pulau Sardinai, Italia.
Baca Juga: Wah, Seekor Pari Manta Berwarna Merah Muda Terlihat di Great Barrier Reef
Lumba-lumba belum pernah ditemukan berenang sangat dekan dengan pantai kota pelabuhan.
Sebabnya karena biasanya pelabuhan ini ramai dan penuh dengan kapal barang serta feri.
Jernihnya air di sekitar Venesia dan Italia ini disebabkan karena lalu lintas kapal yang semakin sedikit membuat sedimen tidak bergerak ke atas permukaan air.
Berbagai Syarat Khusus untuk Gondola dan Pendayungnya
Selama berabad-abad, gondola sudah menjadi bagian penting dari Venesia dan merupakan alat transportasi publik yang juga penting.
Nah, untuk mengemudikan gondola di Venesia ternyata tidak bisa sembarangan, teman-teman.
Gondola harus dikemudikan atau didayung oleh seorang pendayung, atau yang disebut juga sebagai gondolier, yang merupakan orang kelahiran Venesia.
Gondola yang ada di jalur air Venesia juga khusus, yaitu harus dicat dengan warna hitam.
Baca Juga: Keren! Burung Cikalang Bisa Terbang Sambil Tidur, Kok, Bisa?
Untuk membuat gondola, diperlukan sebanyak 280 potong kayu yang terdiri dari delapan jenis kayu berbeda.
Sisi sebelah kiri gondola harus dibuat lebih panjang dibandingkan sisi kanan, yang bertujuan untuk menyeimbangkan berat gondolier.
O iya, dengan terlihatnya berbagai ikan di jalur air Venesia ini, banyak orang yang mengatakan dengan adanya tindakan lockdown ini merupakan titik bagi manusia juga untuk memikirkan hubungan manusia dengan lingkungan.
Sumber: classicfm.com
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR