Asal-usul Ada Dua Jenis Rumah Adat Betawi
Saat ini, rumah panggung Betawi sudah semakin jarang ditemukan, nih, teman-teman.
Namun ada sejarahnya mengapa terdapat dua jenis rumah adat Betawi, yaitu rumah darat dan rumah panggung.
Hal ini bermula dari suku Betawi yang tinggal di wilayah pesisir sejak awal dibentuknya kota Batavia.
Nah, suku Betawi menetap di muara sungai Ciliwung. Kemudian melalui sungai Ciliwung, penduduk Betawi menyebar hingga ke daerah lain di pinggiran Batavia.
Baca Juga: Berbeda dari Negara Lain, Lagu Kebangsaan Spanyol Tidak Ada Liriknya, Kok, Bisa?
Akibatnya, penyebaran ini memecah suku Betawi menjadi empat subetnis, yaitu Betawi Pesisir, Tengah, Pinggir, dan Betawi Udik.
Subetnis ini tinggal di daerah yang berbeda-beda, yaitu orang Betawi Pesisir kebanyakan tinggal di daerah dekat pantai, seperti Sunda Kelapa, hingga Kepulauan Seribu.
Suku Betawi Tengah umumnya tinggal di tengah kota Batavia, seperti wilayah Senen, Tanah Abang, Pasar Baru, Jatinegara, dan wilayah lain.
Sedangkan suku Betawi Pinggir dan Betawi Udik tinggal di luar kota Batavia, seperti Tangerang, Bekasi, Depok, hingga Bogor.
Baca Juga: Dirayakan Setiap 1 April, Ketahui Perayaan April Mop di Berbagai Negara, yuk!
Perbedaan wilayah tinggal inilah yang kemudian membedakan tempat tinggalnya. Suku Betawi Pesisir yang tinggal di daerah dekat pantai membuat rumah panggung, agar air dari pantai tidak masuk ke rumah.
Tiga subetnis suku Betawi lainnya tinggal atau membaut rumah darat, seperti rumah kebaya dan rumah adat Betawi lainnya, karena mereka tinggal di wilayah yang bukan merupakan perairan.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Yuk, lihat video ini juga!
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR