Kita bisa melihat buktinya dari nama-nama kue kering yang bukan menggunakan nama Indonesia.
Sejak mengenal kue kering, masyarakat Indonesia mulai terpengaruh budaya kuliner Belanda dan mengalami perubahan selera.
Bahkan, menurut Pak Fadly, menyajikan kue kering saat lebaran zaman Belanda juga menjadi salah satu penunjuk kelas sosial seseorang.
Kemudian, kue tradisional yang dibuat dari bahan-bahan lokal saat itu dianggap lengket dan tidak awet bila disimpan.
Ini berbeda dengan kue kering yang lebih tahan lama.
Wah, kue kering khas lebaran juga jadi saksi akulturasi sejarah Indonesia dan Eropa, ya?
O iya, tapi meski suka kue kering yang dikenalkan oleh bangsa Eropa zaman dulu, jangan kita lupakan makanan tradisional seperti kue dan kudapan khas Indonesia, ya!
Baca Juga: Suka Kue Cubit? Rupanya Kue Cubit Berakar dari Makanan Belanda, lo
(Penulis: Sherly Puspita)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Yuk, lihat video ini juga!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR