Aku baru sadar. Di dekatku berdiri, orang-orang mulai berdesakan. Mereka saling berteriak satu sama lain. Orang-orang dari arah lainnya juga bernasib sama. Mereka terlihat menggerutu. Beberapa di antara mereka mencoba menerobos keramaian, namun tak bisa.
“Cepatlah berkedip!” teriak temantemanku semakin panik.
Aku melihat orang-orang dari arahku sendiri. Kini mereka juga tak bisa bergerak. Mereka menatapku bingung. Bahkan ada juga yang menatap dengan penuh kemarahan.
“Berkediplah sekarang! Mereka menunggu!” teriak teman-temanku lagi.
Akhirnya aku berkedip. Bisa kulihat orang-orang dari arah lainnya menghela nafas lega dan berlalu dari arah mereka masing-masing. Sementara dari arahku sendiri, mereka berhenti dan menunggu hingga waktunya aku berkedip lagi. Setelah tiba giliranku berkedip, barulah mereka melanjutkan perjalanan.
Aku senang menjadi makhluk berkedip yang punya tiga mata. Karena ternyata, tugasku sebagai makhluk berkedip sangat penting. Setiap waktu aku memang harus berkedip. Jika aku tak berkedip, arus lalu lintas di jalan ini akan menjadi kacau dan berantakan.
Apa kalian tahu siapa aku?
Cerita oleh: Rae Sita Patappa. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
#MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR